REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) diminta merambah pasar energi terbarukan Eropa. Hal ini diungkapkan Perintis Energy Academy Indonesia, Syarif Riyadi saat memberikan pelajaran berharga bagi mahasiswa Fakultas Teknik (FT).
Syarif Riyadi menjelaskan, Indonesia memiliki peluang besar untuk memanfaatkan dan berinovasi dengan energi terbarukan. Di negara Uni Eropa seperti Jerman dan Belanda permintaan untuk penggunaan transportasi berteknologi energi terbarukan sudah mulai berkembang secara konsisten. Apalagi saat ini Belanda mentargetkan pada 2025 untuk tidak lagi menggunakan bahan bakar minyak.
"Sayangnya, saat ini Indonesia masih harus puas dengan hanya menjadi distributor produk energi terbarukan dari negara Eropa," paparnya Kamis (28/9).
Dengan kondisi demikian, Syarif menilai, Indonesia jelas membutuhkan perusahaan berbasis research analysis yang memanfaatkan energi terbarukan secara tepat guna. Bagi Riyadi, dengan sumber daya alam yang melimpah, Indonesia sangat mungkin untuk menciptakan energi tersebut.
Riyadi berharap, pada 2040 Indonesia dapat mengejar ketertinggalan penciptaan dan pemanfaatan energi terbarukan. Indonesia dapat menjadi pengekspor energi bagi negara-negara yang membutuhkan dan minim sumber daya penciptaan energi. Salah satunya, Riyadi menambahkan, dengan mendukung riset produksi electrical vehicle sebagai aktualisasi persiapan Indonesia menghadapi degradasi bahan bakar yang saat ini digunakan.