REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) tengah mendirikan sebuah bangunan baru yang akan digunakan sebagai gedung khusus untuk Admisi UMY. Gedung yang dirancang 3 lantai tersebut direncanakan untuk menjadi pusat kegiatan yang terkait penerimaan mahasiswa baru (Penmaru).
Ini dikarenakan lokasi yang saat ini ditempati oleh Biro Admisi UMY sudah tidak lagi memadai ketika harus melakukan aktivitas, terutama di musim penerimaan mahasiswa. Disebutkan oleh Bagus Soebandono, selaku Kepala Biro Sumberdaya Aset, gedung ini akan memudahkan bagi orang yang ingin mendaftar atau mencari informasi tentang UMY.
"Lokasi lama yang terletak di gedung AR Fachruddin A hanya memiliki satu lab komputer dan juga satu tempat ujian. Ketika musim pendaftaran dibuka lokasi tersebut akan dipadati oleh pendaftar dan akan mengganggu akses ke Rektorat juga biro lainnya. Dengan adanya gedung baru ini diharapkan dapat memusatkan kegiatan Biro Admisi dan memberikan ruang aktivitas yang leluasa bagi pendaftar. Selain itu juga, orang akan langsung tahu bila ingin mencari informasi tentang UMY, bisa langsung menuju ke gedung Admisi," ujarnya, Rabu (4/10).
Tak hanya itu, gedung baru Admisi tersebut juga direncanakan menjadi Green Building pertama di UMY yang memiliki misi untuk menjadi Green Campus. Maksud dari Green Building ini adalah gedung ramah lingkungan yang mampu mengkonservasi atau menyimpan energi. Jadi konsumsi penggunaan energi tahunan untuk gedung tersebut akan lebih rendah juga efisien, dibandingkan dengan gedung yang sudah ada.
"Gedung Admisi ini akan menerapkan 4 hal yang dapat mengkonservasi energi, yaitu tata udara dengan menggunakan pendingin ruangan terpusat dengan teknologi VRV (Variable Refrigerant Volume), pencahayaan dengan menggunakan lampu LED, daur ulang limbah air dan penggunaan kaca dengan emisi rendah," ucap Bagus.
Agus Jamal, dosen Teknik Elektro UMY yang sekaligus merupakan Bagian Perencana gedung tersebut menjelaskan 4 konsep yang akan diterapkan dalam pembangunan gedung ini. Untuk tata udara gedung ini akan menggunakan air conditioner (AC) dengan teknologi VRV. AC VRV ini merupakan AC cerdas yang mampu mengatur aliran fluida untuk pendingin berdasarkan beban yang ada dalam ruangan.
Selain itu coefficition of performance dari AC ini bahkan sampai pada angka 4, dimana energi yang diperlukan untuk melakukan pendinginan lebih sedikit daripada yang seharusnya diperlukan. "Kami juga menggunakan perangkat elektronik yang lebih hemat energi seperti lampu LED dan keran wastafel bersensor gerakan. Konsumsi energi dari gedung ramah lingkungan ini akan lebih hemat dari gedung biasa, diperkirakan sebesar 40 watt per m2 nya," terang Agus.
Konsep Green Building yang menjadi keunggulan Gedung Admisi ini juga akan mengaplikasikan sistem daur ulang untuk limbah air. Air dari penggunaan sehari-sehari dari gedung ini seperti wastafel atau kamar mandi nantinya akan masuk ke Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL), output-nya akan difiltrasi (disaring, red) lagi dan kemudian digunakan untuk flushing kloset toilet. Harapannya konsumsi air tanah yang akan digunakan dalam operasional gedung akan mampu ditekan.
Dari sisi arsitektur pun, perencanaan pembangunan gedung ini dirancang untuk mampu menghemat energi dan meminimalkan limbah. Untuk kaca gedung ini akan menggunakan kaca dengan emisi rendah yang tidak meneruskan sinar ultra violet, sehingga suhu ruangan tidak ikut memanas di siang hari apabila cuacanya terik. Ini berimbas pada penggunaan energi untuk pendingin ruangan yang akan dapat dikurangi.
"Dalam pembangunan gedung kami menggunakan bahan yang ramah lingkungan. Seperti penggunaan cetakan beton dari metal yang dapat digunakan kembali, bukan berbahan kayu yang biasanya hanya sekali pakai dan akan menumpuk menjadi sampah ketika pembangunan selesai," ujarnya.
Kemudian untuk gedung lainnya di Kampus Terpadu UMY yang sudah dibangun sebelumnya, menurut Bagus dan Agus Jamal juga telah menerapkan konsep yang ramah lingkungan. Sebagai Green Campus, UMY sudah melakukan tindakan-tindakan yang dapat mengkonservasi penggunaan energi. Seperti penggunaan lampu LED di setiap ruangan gedung, mengganti AC konvensional dengan AC inverter.
Namun demikian ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk semakin meningkatkan kualitas, yaitu melakukan peninjauan dan menetapkan standar terhadap operasional gedung. Karena apabila penggunaan energi tetap tidak terkontrol maka meskipun dengan gedung yang ramah lingkungan, konsumsi energinya juga akan tetap besar.