Kamis 05 Oct 2017 04:26 WIB

Ini Pengalaman Pengajar Ikut Pelatihan Akademi Luar Angkasa

Luar Angkasa
Foto: ap
Luar Angkasa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sebanyak tujuh guru bercerita pengalamannya setelah mengikuti program pelatihan intensif khusus dalam bidang sains, teknologi, teknik dan matematika (STEM), di akademi luar angkasa Amerika Serikat (AS). Simulasi astronot dan eksperimen sains membuka pandangan mereka sehingga lebih inovatif dalam teknik pengajaran sains dan matematika bagi anak-anak didik di kelas.

Pelatihan khusus tersebut merupakan program Honeywell Educators at Space Academy (HESA) di akademi antariksa AS. Bekerjasama dengan US Space & Rocket Center (USSRC), Honeywell mengembangkan program beasiswa untuk membantu guru matematika dan sains sekolah menengah dari seluruh dunia menjadi pendidik yang lebih efektif di bidang STEM.

Para guru yang ikut serta dalam program selama lima hari ini mengikuti pelatihan intensif berfokus pada sains dan eksplorasi luar angkasa serta latihan-latihan yang digunakan para astronot, seperti simulasi jet dan misi antariksa, latihan kemahiran di darat dan air, dan program dinamika penerbangan interaktif. Tujuannya membekali para guru dengan teknik pengajaran yang inovatif hingga dapat membuat suasana belajar sains dan matematika di kelas menjadi lebih hidup dan menginspirasi murid.

Ketujuh guru yang mengikuti program HESA tahun ini adalah Ahmad Zimamul Umam dari Sekolah High Scope Indonesia, Jakarta; Andriana Susmayanti, Sekolah Pelita Bangsa,Bandar Lampung; Andry Permana, Sekolah Cita Hati West, Surabaya; Grice Purba, SMP Taruna Bangsa, Bogor; Marjon Roche, Xin Zhong School, Surabaya; Shilpa Karve, Sekolah Bunda Mulia, Jakarta;  Slamet Riyadi, SMP Negeri 4 Tengaran Satu Atap, Salatiga.

"Point utama dari pengalaman berharga saya ini adalah memahami bahwa kita mendidik Generasi Mars. Mereka harus sadar akan ruang, teknologi, dan bagaimana dunia berubah serta berkembang menuju angkasa luar," kata Shilpa Karve dalam keterangan resminya Rabu (4/10).

Menurut dia, pelajaran dan kegiatan dalam space camp memberi ruang lingkup yang luar biasa untuk memberi inspirasi bagi aktivitas guru di kelas. "Itu membuat saya berpikir bagaimana mengembangkan dan mengenalkan konsep baru di kelas."

Kegiatan simulasi roket, gravitasi, rover, robot, sirkuit raspberry dan lainnya adalah konsep baru dan sangat membantu untuk berpikir lebih luas.

Marjon Roche mengaku senang dapat berbagi pengalaman kepada murid-murid. "Saya menelurkan pengalaman itu dan mengemasnya menjadi bahan pembelajaran bagi anak-anak terutama untuk mendesain dan membuat simulasi roket."

Ahmad Zimamul mengatakan, pendidikan Honeywell di Akademi Ruang Angkasa adalah guru terbaik untuk pengembangan profesionalisme pengajar. "Saya belajar banyak hal dari berbagai kegiatan, seperti bagaimana menyampaikan pelajaran dengan cara yang inovatif, melibatkan siswa selama proses belajar mengajar, dan menciptakan pengalaman belajar yang tak terlupakan bagi generasi berikutnya," ujarnya.

President Honeywell Indonesia Alex J Pollack mengatakan, ia sangat bangga dengan para guru dari Indonesia yang telah berhasil memperoleh beasiswa dan lulus dari program pendidikan Honeywell Educators at Space Academy. Pendidikan dan pelatihan STEM menciptakan pemikir kritis, meningkatkan literasi sains, dan memungkinkan generasi inovator berikutnya.

Menurutnya, inovasi menghasilkan produk dan proses baru yang menopang perekonomian Indonesia. Inovasi dan keaksaraan sains ini bergantung pada basis pengetahuan yang solid di area STEM.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement