REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tim Spektronics Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) merasa bersyukur mampu meraih juara satu race competition sekaligus best video dalam ajang Chem E Car terbesar di dunia yang diselenggarakan American Institute of Chemical Engineers (AIChE). Ketua Tim Spektronics ITS, Putu Adhi Rama Wijaya mengaku tidak menyangka, timnya bisa menjuarai perlombaan bergengsi tingat internasional tersebut.
"Tidak pernah menyangka sebelumnya, karena tim Spektronics pertama kali mengikuti kompetisi ini," kata Putu saat dihubungi Republika.co.id, Senin (30/10).
Putu memgaku, dari keikutsertaannya di ajang tersebut, banyak pelajaran baru yang bisa dipetik. Terutama soal regulasi yang sangat ketat. Namun, lanjut dia, semua tekad dan kerja keras, dimana persiapan untuk bisa mengikuti ajang tersebut selama satu tahun, terbayarkan setelah menjadi juara.
Putu berharap, kedepannya Tim Spektronics ITS bisa mempertahankan apa yang telah diraihnya, bahkan bisa meningkatkan menjadi jauh lebih baik lagi. "Semoga prestasi ini bisa membanggakan nama ITS dan Indonesia serta mampu mendorong pemuda dan mahasiswa untuk selalu berkarya dan berprestasi untuk bangsa," ujar Putu.
Putu menjabarkan, setiap tahun, Tim Spektronics ITS selalu berupaya untuk meng-upgrade mobil, baik dari segi energi maupun optimasi secara mechanical dan electrical-nya. Sehingga, mobil ke depannya bisa lebih presisi dengan energi yang efisien dan ramah lingkungan.
Putu mengungkapkan, ke depan, akan hadir 2 konsep mobil yaitu spektronics generasi ke 15 dan 16. Dimana, mobil tersebut mengusung konsep energi terbarukan seperti energi baterai dengan kapasitas daya yang tinggi dan fuel cell yang ramah lingkungan. "Tentunya konsep-konsep tersebut masih dalam rancangan dan riset sejauh ini untuk mendapatkan formulasi yang optimum," kata Putu.
Lebih jauh, Putu menjelaskan mobil Spektronics Aero Superior atau Spektronics AS yang dilombakan dalam kompetisi bertajuk AIChE Chem-E-Car Competition 2017 itu adalah jenis mobil yang menggunakan reaksi Hidrogen Peroksida (H2O2) untuk menempuh jarak dengan Ferum (III) klorida (FeCl3) sebagai katalis. Gas buangan dari bahan bakar mobil prototype ini berupa gas oksigen (O2) bertekanan dan juga air (H20), sehingga sangat ramah lingkungan.
Mobil berukuran panjang 36,8 sentimeter, lebar 25,0 sentimeter, dan tinggi 29,0 sentimeter, serta massa 7.500 gram tersebut menggunakan sistem pneumatik untuk menggerakkan mesin mobil. Gas bertekanan akan menggerakkan dan memberhentikan mobil secara langsung melalui hasil reaksi dekomposisi, sehingga tidak perlu stopping mechanism untuk memberhentikan mobil.
Tim Spektronics ITS meraih juara satu lomba kendaraan dengan menyisihkan 43 kompetitornya. Kompetitor tersebut beberapa di antaranya berasal dari universitas-universitas top di Amerika seperti Arizona, Colorado, Cornell, Iowa, Georgia, Oklahoma, Oregon, California, Cincinnati, Kentucky, Lousiana, Maryland, Michigan, Nebraska, Pittsburgh, Tenesse, Virginia, Washington State University.
Ada juga univeraitas top lainnya dari luar Amerika seperti KAIST dari Saudi Arabia, Qatar, Tianjin China, Canada, Yunani, NTU Taiwan, Korea, Hongkong, India, dan Kolumbia.
Tim Spektronics ITS berisikan 13 mahasiswa dari Departemen Teknik Elektro dan Departemen Kimia. Sementara yang dipercaya mengikuti race competition dalam ajang Chem E Car di Amerika adalah empat anggotanya. Mereka adalah Rifky Putra Herminanto (angkatan 2014), M Irfan Nurul Fajar (angkatan 2015), Miftahul Hadi (angkatan 2015) dan Timotius Giovandi (angkatan 2015).