REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dalam waktu dekat bakal "mengekspor" Imam Masjid ke Taiwan guna membantu umat Muslim di wilayah itu.
Rektor UMM Fauzan, Sabtu (18/11), mengemukakan komunitas muslim di Taiwan meminta agar UMM mengirimkan orang-orang terbaiknya untuk menjadi Imam di sejumlah masjid yang ada di negeri itu. "Pengiriman Imam Masjid ini sebagai tindak lanjut kunjungan kami ke Taiwan beberapa waku lalu," kata Fauzan di Malang, Jawa Timur.
Fauzan mengatakan untuk tahap awal, komunitas muslim di Taiwan berharap ada 10 orang Imam Masjid yang dikirimkan pada tahun depan. Oleh karena itu, mulai awal Ramadhan 2018, pihaknya akan melakukan seleksi dengan kriteria tertentu, di antaranya sebagai hafidz Alquran, berakhlakul karimah dan menguasai pengetahuan tentang Islam scara luas.
Ia mengatakan setelah dilakukan seleksi, peserta yang lolos akan diberikan bekal berbagai pengetahuan yang menunjang keberadaan para imam tersebut di Taiwan, termasuk penguasaan Bahasa Mandarin. "Pasti kami akan memberikan bekal bagi para Imam Masjid yang kami kirimkan ke Taiwan," ujarnya.
Selain mengirimkan Imam Masjid ke negeri itu, UMM juga menjalin kerja sama dengan lembaga donor di Taiwan untuk melakukan penelitian bersama bagi dosen. Penelitian ini meliputi berbagai bidang, khususnya pertanian, perikanan, kesehatan, dan bidang lainnya yang mendukung peningkatan kualitas SDM bagi pendidik.
UMM, lanjut Fauzan, juga menjajaki program pengabdian masyarakat dalam kegiatan kuliah kerja nyata (KKN) mahasiswa di negeri tersebut. Tahun ini ada 17 mahasiswa dari program studi Hubungan Internasional (HI) yang bakal KKN di Taiwan.
"Sekarang kami juga menyiapkan program magang kerja bagi mahasiswa di sejumlah perusahaan yang ada di Taiwan. Sebenarnya tidak hanya Taiwan yang menjadi bidikan kami, tetapi ada beberapa negara lain yang potensial, yakni Korea Selatan dan China," ujarnya.
Sedangkan untuk program KKN mahasiswa di luar negeri, katanya, sudah berjalan cukup lama, seperti ke Thailand, Myanmar dan negara-negara di kawasan ASEAN lainnya. "KKN mahasiswa di luar negeri dilakukan secara mandiri, namun pihak kampus tetap memberikan subsidi bagi mahasiswa, meski tidak banyak," terangnya.