REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Institut Pertanian Bogor (IPB) bekerja sama dengan Masyarakat Arborikultura Indonesia (MArI) menggelar "The International Symposium on Arboriculture in the Tropics : Securing Ecosystem Fuctions in Urban Lanscape (The ISATrop2017)”.
Acara yang digelar di IPB International Convention Center (IICC) Bogor , Jawa Barat, Selasa (21/11) ini dibuka secara resmi oleh Sekretaris Institut (SI) IPB, Dr Ibnul Qayim.
Ketua panitia penyelenggara, Prof Dr Dodi Nandika mengatakan, seminar internasional ini digelar dalam rangka Hari Pohon Sedunia yang jatuh pada tanggal 21 November 2017.
“Bagi para arboris, hari ini adalah hari yang sangat penting meneguhkan kembali keyakinan dan komitmen kita bahwa keberadaan pohon di planet ini, di sekitar kita, di ekosistem kota sangatlah penting,” kata Dodi Nandika dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Selasa (21/11).
Ia menambahkan, “Pohon memproduksi oksigen yang kita hirup setiap detik. Pohon yang menyerap gas karbondioksida dari udara di sekitar kita. Pohon jugalah yang menapis udara kotor dan gas-gas pencemar udara. Pohon adalah pembersih udara. Bahkan pohon menjadi tempat hidup beberapa makhluk yang berguna bagi manusia.”
Dodi mengemukakan, melalui simposium ini, IPB mengajak masyarakat untuk lebih mencintai dan merawat pohon; membagikan pengetahuan tentang pohon dan peranannya dalam ekosistem perkotaan; dan mendorong masyarakat untuk merawat pohon dengan lebih baik.
“IPB siap menjadi mitra pemerintah dalam mendeteksi kesehatan pohon-pohon di perkotaan, karena IPB memiliki tenaga ahli dan peralatan mutakhir di bidang arborikultur. Bahkan IPB juga menjadi perintis didirikannya Masyarakat Arborikultur Indonesia (MArI) yang baru saja resmi menjadi badan hukum yang diketuai oleh Prof Dr Iskandar Zulkarnain Siregar,” kata Prof. Dodi Nandika.
Dalam acara ini juga diinformasikan terkait arborikultura di berbagai negara, seperti Malaysia, Jepang dan Singapura.