REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Kesempatan tak terduga ini bukanlah salah satu impian seorang Sissy Nagita. Kesukaannya dalam berbisnis telah mengantarkan Sissy meraih juara 1 dalam Business Plan Competition Festival Industri Kreatif dan UMKM IPB 2017 pada April lalu dengan konsep Mini Terarium yang ramah lingkungan.
Kini di tengah kesibukannya mengikuti Program Mandiri Wirausaha yang didanai oleh Direktorat Pengembangan Karir dan Hubungan Alumni (CDA) Institut Pertanian Bogor (IPB), Sissy memilih langkah berbeda dalam menuntaskan tugas akhirnya.
Siaran pers IPB yang diterima Republika.co.id, Senin (27/11) menyebutkan, Sissy merupakan mahasiswi semester 7 Departemen Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB yang saat ini sedang melakukan Research Program selama lima bulan di Thailand.
Program ini dilaksanakan di Kasetsart University Thailand, pada 1 Agustus – 31 Desember 2017 mendatang. Pogram yang merupakan kolaborasi antara IPB dan Kasetsart University ini diikuti oleh 15 mahasiswa dari IPB, Open Ho Chi Minh University, dan Nam Lam University.
Selain Sissy, ada tiga mahasiswa IPB lainnya yang mendapat kesempatan yang sama, yaitu Ismail Shaleh, Rara Tiara, dan Era Mardiyah. Seleksi program terbilang cukup singkat dan cepat. Sissy hanya mengirim berkas via online hingga tahapan wawancara.
Sissy mengatakan program tahunan kali ini berbeda dengan tahun sebelumnya. “Tahun ini merupakan Full Research Program,” ujarnya.
Setelah mengikuti program ini, Sissy nantinya hanya tinggal revisi proposal dan menunggu jadwal sidang. Selain itu, Sissy juga mendapatkan dua pendamping penelitian, dari kampus asal yaitu Dr. Yohana C Sulistyaningsih, dan dari Kasetsart University yaitu Dr Prasart Kermanee.
Mahasiswi asal Lampung ini berujar bahwa bukan pertama kalinya ia naik pesawat. Tetapi setelah mengikuti program ini, adalah kali pertama ia terbang ke luar negeri.
Setelah tiga bulan di Thailand, ia mengaku semakin banyak belajar dari masyarakat di sana. Salah satunya adalah toleransi beragama dan budaya.
Menurutnya, masyarakat Thailand yang mayoritas Budha sangat respect dengan pemeluk agama lain, terutama Muslim. Hal ini terlihat dari sarana beribadah untuk agama selain Budha yang mudah ditemukan di tempat-tempat pariwisata.
"Sejauh ini tidak ada hambatan yang saya alami, selain proses adaptasi yang cukup sulit dalam hal makanan halal dan komunikasi dengan bahasa Thailand asli. Namun penelitian di luar negeri ini menjadi wahana bagi saya untuk memperlancar bahasa Inggris," ujarnya.
Karenanya ia menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukungnya, termasuk Departemen Biologi IPB yang telah membantu mencarikan dana.