REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo berjanji akan memperbesar anggaran yang nantinya dipergunakan untuk riset dan mengembangkan berbagai inovasi. Hal tersebut penting karena riset dan inovasi yang dikerjakan secara konkrit bisa menjawab kebutuhan masyarakat dan dunia untuk jangka waktu ke depan.
"Kita ini akan masuk (zaman) inovasi, maka anggaran riset harus diperbesar," kata Jokowi dalam acara pertemuan tahunan Bank Indonesia, Selasa (28/11).
Contoh inovasi yang bisa dibangun dan dikembangkan adalah perubahan pola pikir universitas. Hingga 30 tahun ke belakang, fakultas dan jurusan di banyak kampus tidak mengalami perubahan. Untuk fakultas ekonomi misalnya, jurusannya hanya terfokus pada studi pembangunan, akuntansi, atau manajemen tidak ada da jurusan digital ekonomi, jurusan retail, atau jurusan toko online.
Di sisi lain, Jokowi juga akan melakukan pembangunan sumber daya manusia (SDM) melalui pendidikan, vokasional, dan berbagai pelatihan yang diharap bisa memperkuat SDM dalam negeri. Perombakan sistem pendidikan guna menunjang perbaikan ini harus dilakukan sebesar-sebesarnya. Terlebih 60 persen angkatan kerja di Indonesia saat ini adalah lulusan sekolah dasar dan menengah pertama.
SMK (Sekolah Menengah Kejuruan), lanjut Jokowi, perlu perombakan. Guru di Indonesia 80 persen lebih hanya guru normatif, padahal harusnya guru tersebut memiliki keterampilan.
"Pendidikan kita ke depan juga harus mau berubah total bukan normatif rutinitas, karena tantangannya sudah berubah total, mestinya anak-anak kita harus dihadapkan pada tantangan belajar yang ada, rutinitas yang ada bukan normatif," ujarnya.