REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) meminta kepada presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengurangi jumlah penerimaan mahasiswa di perguruan tinggi negeri (PTN). Ketua Umum Aptisi M Budi Djatmiko mengatakan, setiap tahun PTN cukup menerima 3.000 sampai 3.500 mahasiswa strata satu (S1) dalam negeri. Kemudian S1 dari negara lain tidak dibatasi, juga mahasiswa strata dua (S2) dan strata tiga (S3) tidak dibatasi, agar PTN lebih fokus pada S2 dan S3 untuk menjadi perguruan tinggi riset.
"Dengan mengelola mahasiswa S1 yang lebih sedikit maka PTN akan jauh lebih siap menghadapi world class university," katanya, Ahad (3/12).
Ia menyebut sedikit PTN yang memiliki kualitas bagus dan masuk 500 besar universitas top dunia. Kalaupun ada, ia menyebut jumlahnya sedikit seperti Institut Teknologi Bandung (ITB). Apalagi, kata dia, jika PTN di Indonesia dapat menghasilkan nobel dan HKI serta paten yang banyak.
Dia mengatakan, PTN beriorientasi pada tantangan global dan internasional. Pun demikian perguruan tinggi swasta (PTS) besar yang dibatasi jumlah mahasiswanya. Jadi, ia mengusulkan semua perguruan tinggi maksimal menerima mahasiswa S1 dari dalam negeri sebanyak 3.000 mahasiswa.
Sebelumnya, Jokowi pun menyatakan setuju dengan usulan Budi. "Saya setuju denganp Pak Budi (ketum Aptis, Red) untuk mengurangi jumlah mahasiswa PTN, dan saya menunggu langkah nyata Menristekdikti, untuk mengurangi jumlah mahasiswa PTN," ujarnya.