REPUBLIKA.CO.ID, TANGSEL – Institut Indonesia Bermutu (IIB) menjalin kerja sama dengan Universitas Pamulang (Unpam). Hal itu terungkap seusai diskusi Pengurus IIB dengan Rektor Unpam Dr H Dayat Hidayat MM di Ruang Rektor Unpam, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten, Jumat (8/12).
“IIB siap bekerja sama dengan Unpam dalam ranga meningkatkan mutu sumber daya manusia (SDM) Indonesia,” kata Direktur IIB Dr Zulfikri Anas dalam rilis IIB yang diterima Republika.co.id, Sabtu (9/12).
Zulfikri mengemukakan, pendidikan itu bersifat inklusif, terbuka bagi siapa saja, tanpa kecuali. “Pendidikan bermutu adalah pendidikan yang mampu mejangkau semua lapisan masyarakat, membuka pintu se-lebar-lebarnya bagi semua orang, dan tentunya dengan biaya yang terjangkau oleh sebagian besar lapisan masyarakat,” tuturnya.
Hal senada diungkapkan Rektor Unpam Dayat Hidayat. Menurutnya, era sekarang bukan lagi era ilmu pengetahuan, era di mana siapa yang paling mampu menguasai ilmu pengetahuan, dia akan berjaya.
“Era itu sudah lewat. Saat ini adalah era nurani, orang yang sukses adalah orang yang menggunakan nurani sebagai modal utama dalam kehidupannya. Kemampuan akademik akan tumbuh dan berkembang dengan baik secara otomatis pada saat pintu hati kita terbuka,” ujarnya.
Untuk itu, kata Dayat, strategi yang paling tepat bagi dunia pendidikan saat ini adalah upaya menyentuh hati para peserta didiknya. Bila ini terjadi dalam proses pembelajaran di kelas, peserta didik yang bersangkutan akan meroket. Ia akan menjadi manusia yang tangguh dan bertanggung jawab penuh untuk mengubah corak hidupnya ke arah yang lebih baik.
“Merangkul dan memberi kesempatan kepada semua orang untuk belajar, melayani dengan ikhlas dan hati yang terbuka, serta memandang setiap individu manusia sebagai kekuatan yang memiliki peran penting dalam keutuhan kehidupan, itulah ciri Manajemen Langit yang menjadi ruhnya pengelolaan pendidikan di sini. Percuma kita bicara kualitas bila sebagian besar masyarakat sulit mendapat akses pendidikan,” papar Dayat Hidayat.
Dosen Pengampu mata kuliah Manajemen SDM Unpam, Teguh Yuwono menjelaskan Manajemen Langit divisualisasikan dalam bentuk ayat. Begitu banyak ayat Alquran yang berakhiran afala ta'qilun (apakah kamu tidak berakal) dan afala tatafakkarun (apakah kamu tidak memikirkan).
Akal dan kalbu adalah komponen jiwa, dan otak adalah komponen raga. “Ketika kedua komponen itu menyatu dalam sinergi, akan menghasilkan kekuatan yang mahadahsyat,” ujar Teguh.
Semua komponen itu, kata dia, ada dalam diri setiap orang dan itu bisa dikembangkan dengan strategi yang tepat. Ini yang disebut sebagai Brain Capital Management.
“Melakukan tes atau seleksi yang ketat terhadap calon mahasiswa adalah upaya untuk menyingkirkan kekuatan. Menerima orang dari berbagai kalangan dan potensi merupakan kekuatan alam semesta yang bisa kita olah dengan berbekal keikhlasan akan menghasilkan bangsa yang berkualitas,” tutur Teguh Yuwono.
Zulfikri setuju dengan pernyataan Dayat Hidayat dan Teguh Yuwono. “Mengasingkan, mengabaikan, mengucilkan, menolak atau tidak menerima anak yang menurut penilaian kita dia anak yang berkemampuan akademik rendah apalagi yang kita sebut sebagai penyandang disabilitas dengan segala bentuk dan jenis, berarti kita telah dengan sengaja ‘menepis uluran tangan’ Ilahi yang datang merangkul kita agar kita masuk ke dalam limpahan rahmat, kebahagiaan, dan kedamaian abadi di pangkuan-Nya. Artinya, penyandang disabilitas yang sesungguhnya adalah kita yang suka mempersempit akses masyarakat untuk mendapatkan layanan pendidikan,” papar Zulfikri Anas.
Direktur PT Indonesia Bermutu Global, Afrizal Sinaro mengatakan, berkaca kepada keberagaman potensi, persoalan, dan kemampuan menjangkau semua lapisan masyarakat merupakan peluang luar biasa bagi Unpam untuk menghasilkan karya-karya bermutu.
Ia menambahkan, Unpam merangkul semua lapisan masyarakat. Tidak hanya mahasiswa yang berasal dari berbagai latar belakang profesi dan kedudukan, seperti karyawan swasta, SPG, guru, dan pegawai negeri golongan bawah. Bahkan juga mungkin asisten rumah tangga mau bersusah payah menyasihkan penghasilannya yang tidak seberapa agar bisa kuliah,” ujar Afrizal yang juga ketua Dewan Pertimbangan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi) DKI Jaya.
Ini membuktikan, kata Afrizal, bahwa hasrat belajar yang tinggi, ingin memperbaiki kualitas hidup di masa depan adalah cita-cita mulia warga negara yang selama ini terpinggirkan. “Di sinilah kekuatan Unpam, mengangkat harkat dan martabat masyarakat luas, sebuah upaya yang dihindari oleh perguruan tinggi pada umumnya, apalagi perguruan tinggi negeri,” tuturnya.
“Selamat kepada Unpam yang telah menyediakan jalan lebar bagi semua lapisan masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup. Kami siap berkontribusi melalui berbagai kegiatan, misalnya melalui penerbitan hasil-hasil karya para dosen dan mahasiswa,” kata Afrizal yang juga direktur Penerbit Al-Mawardi Prima.