REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen (FEM) Institut Pertanian Bogor (IPB) kembali menyelenggarakan international guest lecture dengan tema “Writing the International Journal: Strategies and Techniques” (9/12).
Acara yang berlangsung di Kampus IPB Baranangsiang, Bogor, Jawa Barat ini menampilkan Profesor Hermann Waibel dari Leibniz University of Hannover, Jerman.
Ketua Departemen Manajemen FEM IPB, Dr Mukhamad Najib mengatakan, kegiatan international guest lecture ini sudah biasa diselenggarakan. “Dalam setahun kita mengundang sekira sepuluh akademisi dari perguruan tinggi di luar negeri untuk knowledge sharing,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (11/12).
Ia menambahkan, kegiatan ini dilakukan dalam rangka mewujudkan IPB sebagai world class university. Dalam hal ini, mahasiswa IPB bisa belajar dari dosen-dosen di luar negeri, sehingga mereka tidak ketinggalan terhadap perkembangan ilmu pengetahuan yang terjadi di negara-negara lain, khususnya perkembangan di negara maju.
“Dengan kegiatan ini juga mahasiswa memiliki kepercayaan diri untuk berinteraksi dengan ilmuwan dari luar negeri, dan diharapkan kelak mereka terbiasa membangun jejaring di luar negeri,” tuturnya.
International guest lecture kali ini mengangkat topik penulisan ilmiah di jurnal internasional. Sebagaimana diketahui, IPB mewajibkan mahasiswa program master dan doktor untuk publikasi di jurnal ilmiah bereputasi. Publikasi merupakan syarat untuk bisa mengikuti sidang akhir.
Drm Najib mengatakan, menulis di jurnal bereputasi bukan suatu hal yang mudah tentunya. Karena itu dosen dan mahasiswa perlu terus berlatih, meningkatkan kapasitasnya dalam menulis ilmiah.
“Menulis di jurnal internasional bagi seorang akademisi bukan sekadar untuk memenuhi syarat lulus atau syarat kepangkatan. Tapi lebih dari itu, merupakan bagian dari upaya menyosialisasikan ide, temuan penelitian maupun pengetahuan baru ke tengah masyarakat ilmiah. Bagi seorang Muslim, menyebarkan ilmu yang bermanfaat juga bagian dari amal yang bernilai pahala,” paparnya.
Acara yang diikuti oleh 120 mahasiswa S2 dan S3 serta dosen dari berbagai perguruan tinggi di Jabotabek dan Bandung ini bukanlah acara yang terakhir. Profm Waibel menjelaskan, menulis bukanlah proses instan, terlebih lagi menulis di jurnal internasional. Oleh karena itu diperlukan latihan yang terus-menerus dan kerja keras tanpa mengenal frustasi.
Prof Waibel juga memberikan tips bagaimana bisa menulis di jurnal internasional bereputasi. Menurutnya, selain harus berangkat dari hasil penelitian yang memiliki kontribusi jelas, lebih baik juga kalau penulis menggandeng akademisi dari negara lain sebagai penulis kedua.
“Mulailah submit di jurnal bereputasi, tetapi dengan level yang menengah dulu. Jangan langsung submit ke jurnal berdampak faktor tinggi dulu, nanti bisa frustasi. Fokus pada apa yang bisa dikontribusikan dari tulisan kita bagi dunia ilmiah dan cobalah menulis bersama dengan akademisi dari negara lain. Hal ini akan memberikan bobot tersendiri, karena itu artinya tulisan kita adalah hasil pemikiran akademisi lintas negara,” tutur Waibel.
Menurut Najib, kegiatan ini akan ditindaklanjuti dengan training penulisan ilmiah di jurnal internasional bereputasi, serta pendampingan bagi dosen dan mahasiswa yang sudah memiliki manuskrip yang siap dikirim ke jurnal internasional.
“Kami berusaha memfasilitasi mahasiswa dan dosen agar bisa melakukan publikasi di jurnal internasional bereputasi. Di antaranya kami akan mengembangkan semacam program mentoring dan bantuan dalam memperbaiki kualitas tulisan, baik secara substansi maupun secara bahasa,” pungkasnya.