REPUBLIKA.CO.ID, GORONTALO -- Universitas Negeri Gorontalo (UNG) gelar Festival Makanan Dunia, sebagai ajang tahunan yang diselenggarakan Jurusan Bahasa Inggris dan melibatakan lebih dari 100 peserta.
Ketua Jurusan Bahasa Inggris yang juga sebagai pembimbing dari Cross Culture Understanding (CCU) Novi R. Usu, mengaku mengubah secara total konsep CCU pada tahun 2017.
"Beralih dari CCU tahun kemarin yang bertemakan Cultural Evolution, kali ini kami menggagas tema Beyond Boundaries yang memiliki arti bahwa tema yang diusung menggambarkan kelebihan dari adanya perbedaan antar budaya di setiap negara di dunia," jelasnya, Rabu (13/12).
Festival pada tahun ini memang berbeda, karena budaya yang ditampilkan tidak hanya berupa tarian tradisional yang dikemas modern, tetapi uga menggelar festival makanan dunia yang menyajikan makanan dari Asia, Eropa, India, Amerika, dan Nusantara.
Apalagi berbagai jenis makanan nusantara menarik untuk diperhatikan, karena ciri khasnya sangat berbeda-beda dan khas setiap daerah.
Ia mengatakan, hal ini memang sengaja dilakukan karena melihat para anak muda yang saat ini sudah lebih dimanjakkan dengan teknologi yang serba mudah, makanya jenis makanan yang diusung.
"Pada saat ini semua negara lebih cenderung memilih genre pop, jadi dengan memanfaatkan teknologi yang serba mudah, kami pun mencoba untuk mengolaborasikan penampilan budaya yang ada pada tiap negara dengan aksen pop yang cenderung dengan kemasan lebih modern," ujarnya.
Selain itu, festival yang digelar setiap tahunnya ini memiliki perbedaan dengan festival yang pernah digelar sebelumnya.
Cindra Mokodompit, salah seorang peserta sangat senang karena bisa terlibat langsung dalam kegiatan yang berbasis lintas budaya tersebut. "Rasanya sangat senang bisa terlibat menjadi peserta di CCU ini, karena selain bisa mengenal budaya dari negara lain, kami pun juga akhirnya bisa mengetahui seperti apa jenis-jenis makanan dari negara lain," tutupnya.