Kamis 21 Dec 2017 18:40 WIB

Pengelolaan Dana Riset Dinilai Sangat Birokratif

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Muhammad Hafil
Peneliti di laboratorium penelitian (Ilustrasi)
Foto: Corbis
Peneliti di laboratorium penelitian (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar dari Universitas Indonesia (UI) Maswadi Rauf menilai, saat ini pengelolaan dana riset masih sangat birokratif. Menurut dia, hal tersebut menjadi alasan banyaknya peneliti yang melakukan penelitian hanya untuk mengejar titel saja.

Selain itu menurut Maswadi, dengan anggaran riset yang minim, peneliti pun kerap dipersulit dengan aturan administrasi. Sehingga, tidak sedikit peneliti yang lebih fokus pada adminitrasi ketimbang hasil dari risetnya.

"Administrasi keuangan sangat rumit. Kadang, orientasi penelitian jadi lain. Karena pertanggung jawaban itu harus ada dalam kertas. Nah bisa jadi itu kertas nya bohong semua," kata Maswadi kepada Republika.co.id, Kamis (21/12).

Mawardi juga tidak menampik, saat ini banyak sekali riset-riset yang hanya berakhir menjadi 'kenangan' saja. Bukan hanya tidak bermanfaat, tapi riset tersebut tidak pernah dibaca.

Menurut dia, pemerintah perlu segera mengevaluasi dan mengkaji problematika tersebut. Dengan tujuan, agar marwah penelitian bisa kembali dijunjung.

"Begitu jadinya kalau pengelolaan tidak baik, riset juga berakhir 'sejarah' saja, hanya dikenang. Tanpa meninggalkan manfaat yang ril," jelas Maswadi yang juga dikenal sebagai pengganti pemerintahan.

Karena itu, dia berharap pemerintah dalam hal ini Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) bisa merespon cepat problematika tersebut.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement