REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Keberadaan sekolah tinggi agama Islam (STAI) Sukabumi akan berubah menjadi institut. Upaya ini ditargetkan akan terwujud pada 2018 mendatang.
"STAI akan berubah menjadi institut," ujar Ketua STAI Sukabumi Endin Nasrudin kepada wartawan Senin (1/1).
Perubahan ini terang dia sudah diajukan sejak satu tahun yang lalu. Targetnya lanjut Endin, pada 2018 mendatang perubahan sekolah tinggi menjadi institut ini bisa segera dilakukan. Ia menerangkan untuk menghadapi perubahan ini STAI Sukabumi sudah membuka tujuh program studi (prodi).
Awalnya ungkap Endin, STAI hanya membuka satu prodi yakni pendidikan agama Islam (PAI). Sementara saat ini sudah ditambah dengan enam prodi lainnya di antaranya manajemen haji dan umroh ekonomi syariah, dan komunikasi penyiaran Islam.
Selain program sarjana tambah Endin, di STAI juga mulai membuka program pascasarjana. Saat ini terang dia sudah berjalan selama dua semester. Pada angkatan pertama pascasarjana jumlah peserta mencapai sebanyak 98 orang. Rencannya pada Maret 2018 mendatang pendaftaran untuk pascasarjana akan kembali dibuka.
Endin mengungkapkan, STAI Sukabumi berupaya melahirkan sarjana dan magister yang berkualifikasi unggul. Di antaranya bertakwa kepada Tuhan yang maha esa, memiliki kompetensi, dan berjiwa entrepreneur.
Ditambahkan Endin, di pengujung 2017 ini pun STAI mewisuda sebanyak 348 wisudawan program sarjana PAI. Mereka diharapkan bisa berkarya di bidang keahliannya di tengah masyarakat.
Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam STAI Sukabumi Dasep Hanan Mubarok menambahkan, jumlah alumni STAI Sukabumi sudah mencapai sekitar 16 ribu orang dan telah berkarya sesuai dengan bidang keahliannya. Ia menerangkan para lulusan diharapkan bisa berperan aktif dalam memajukan pembangunan di daerah.
Sementara itu Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar yang hadir dalam wisuda STAI Sukabumi menyatakan mendorong lahirnya entrepreneur di kalangan mahasiswa dan lulusan STAI Sukabumi. Sumber daya manusia (SDM) menjadi hal yang strategis, terutama manusia yang terampil, terdidik dan kreatif.
Peran perguruan tinggi (PT), Demiz menuturkan, sangat strategis dalam peningkatan kualitas SDM. Karena itu, ia mendorong bagaimana PT mengembangkan diri menjadi pencetak entrepreneur melalui entrepreneur university. Intinya, Demiz menyatakan, perguruan tinggi bukan hanya melahirkan pekerja atau pegawai saja. Melainkan harus juga melahirkan entrepreneur.
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement