REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan segera melakukan penggabungan (merger) perguruan tinggi swasta yang berada di bawah yayasan yang sama. Tercatat, sebanyak 200 PTS lebih siap untuk di merger.
Direktur Jenderal (Dirjen) Kelembagaan Kemenristekdikti Patdono Suwignjo menyatakan, merger PTS gelombang pertama ini akan rampung pada bulan Maret 2018. Setelah rampung, Kemenristekdikti akan kembali membuka pendaftaran bagi PTS yang ingin merger.
"Nah tapi untuk gelombang kedua nanti, yang dimerger adalah PTS dari yayasan yang berbeda," kata Patdono di Jakarta, Sabtu (6/1).
Menurut dia, penggabungan PTS yang berbeda yayasan akan sedikit lebih rumit. Sebab, setiap PTS memiliki pemimpin dan akreditas yang berbeda-beda juga.
Karena itu, menurut dia, pihaknya telah berkoordinasi dengan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) terkait solusi akreditasi, bagi PTS yang hendak melakukan merger.
"Makanya kami negosiasi terus, dan akhirnya sepakat, untuk PTS yang akan di merger itu akan mengikuti PTS yang akreditasinya paling bagus," tegas dia.
Karena itu dia terus mendorong agar lebih banyak lagi PTS yang melakukan merger. Dia menegaskan, jumlah PTS yang terlalu banyak menyulitkan pemerintah untuk bisa mengontrol dan memastikan mutu dan layanan pendidikan yang baik.