Rabu 14 Feb 2018 06:36 WIB

Mahasiswa Ciptakan Purifikasi Biogas dari Serbuk Genteng

Mahasiswa inimembuat alat yang mudah diperoleh, ramah lingkungan dan tidak mahal.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Gita Amanda
Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan alat purifikasi biogas atau Biogas Purification Machine (Biop-Mac) dengan bantuan serbuk genteng.
Foto: dok. Pribadi
Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan alat purifikasi biogas atau Biogas Purification Machine (Biop-Mac) dengan bantuan serbuk genteng.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ada banyak hal di sekitar manusia yang bisa dimanfaatkan untuk kehidupan masyarakat. Bahkan, dari hal sederhana seperti serbuk genteng, yang mudah didapatkan dari lingkungan sekitar.

Serbuk genteng ini sukses menginspirasi mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) dalam menciptakan alat purifikasi biogas atau Biogas Purification Machine (Biop-Mac). Bahkan, alat sederhana ini berhasil membawa Husni Mubarok (Teknik Mesin 2015), Shanda Ismaya (Teknik Mesin 2016), Pranaya Arya Satya (Peternakan 2015), Dewi Mulia Sari (Peternakan 2014) dan Rinda Dwi Lestari (Peternakan 2014) ke ajang International Intellectual Property, Invention, Innovation, and Technology Exposition (IPITEX) 2018, di Bangkok beberapa waktu lalu.

Kelimanya mampu membawa medali perak dan penghargaan spesial dari Taiwan di Bangkok. Perwakilan tim, Muhammad Husni Mubarak, menerangkan penciptaan alat ini sebenarnya muncul dari situasi peternak sapi di Indonesia yang begitu banyak jumlahnya.

"Kita punya potensi ketika kotoran sapi itu sebenarnya bisa dimanfaatkan menjadi biogas," ujar pria yang kini berusia 21 tahun saat ditemui Republika.co.id di Universitas Brawijaya (UB) Malang.

Biogas selama ini sesungguhnya sudah cukup baik digunakan masyarakat Indonesia. Hanya saja, dia melanjutkan, masih banyak kandungan zat yang perlu diperhatikan. Presentase kandungan metana (CH4), hidrogen sulfida (H2S) dan karbondioksida (CO2) dalam biogas masih bisa diperbaiki.

Menurut Husni, presentase kandungan metana dalam biogas biasanya sekitar 60 sampai 70 persen. Kemudian untuk gas karbondioksida sebesar 30 persen sedangkan zat lainnya sekitar lima persen. Karena masih terdapat gas "pengotor" semacam karbondioksida, biogas selama ini hanya bisa digunakan di kompor dapur.

"Nah, kalau gas 'pengotor' biogas bisa dihilangkan, tentu dapat dijadikan bahan bakar mobil, motor dan generator listrik," kata putra daerah Banyuwangi ini.

photo
Mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) menciptakan alat purifikasi biogas atau Biogas Purification Machine (Biop-Mac) dengan bantuan serbuk genteng.

Melihat situasi tersebut, Husni dan keempat mahasiswa pun berkeinginan membuat alat purifikasi gas sejak Mei tahun lalu. Alat purifikasi biogas sebenarnya sudah banyak, hanya saja masih ada hal yang perlu diperbaiki. Beberapa di antaranya karena kurang ramah lingkungan, susah ditemukan dan mahal. Untuk itu, kelima mahasiswa UB ini pun membuat alat yang lebih mudah diperoleh, ramah lingkungan dan tidak berdampak negatif.

Setelah melakukan penelitian, kelima mahasiswa UB ini menemukan kelebihan dari serbuk genteng. Husni menilai, serbuk genteng yang berbahan dasar tanah liat ini bisa dimanfaatkan untuk biogas. Kandungan silika dan alumina di dalamnya dianggap mampu mengikat zat karbon dioksida pada biogas.

Penelitian berlanjut dengan mengecek keberhasilan alat di laboratorium ITS dan Pertamina Jakarta. Dari penelitian ini, mereka memeroleh hasil yang cukup memuaskan. Kadar metana naik menjadi 92 persen dan karbon dioksida menurun hingga nol persen.

"Sebenarnya apa efek dari besaran kandungan itu? Kalau karbondioksida tinggi, kadar panas menurun. Contohnya kita lihat di kompor gas, kalau tidak panas akan berwarna merah dan kuning, kalau biru berarti panasnya tinggi. Lalu untuk kandungan H2S itu lebih pada berefek pada kekuatan alat. Nah, kandungan ini harus dikurangi kalau mau dipakai sebagai bahan bakar," kata dia.

Secara detail, Husni menerangkan, cara kerja alatnya ini sebenarnya sederhana. Serbuk genteng yang berada di pipa penyaringan akan membantu menyerap zat kotor dari biogas yang berada di alat utama. Saat gas melewati pipa serbuk genteng tersebut, gas CO2 dan H2S diserap sedangkan kandungan metana meningkat.

Dengan adanya temuan ini, Husni berharap, dapat membantu pemanfaatan bahan bakar di masyarakat nantinya. Dalam hal ini setidaknya dapat dimanfaatkan sebagai pengganti gas tiga atau lima kilogram. Apalagi, dia menambahkan, biogas dikenal lebih murah dan mudah diperoleh di masyarakat.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement