REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Saat ini keberadaan ma’had atau asrama mahasiswa di perguruan tinggi Islam sangat berperan untuk membangun karakter mahasiswa. Fasilitas ini tidak saja sebagai tempat tinggal mereka, melainkan memiliki nilai lebih untuk meningkatkan kualitas akademik dan spiritual generasi penerus bangsa.
Dari hal tersebut Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar Workshop Pendirian Ma’had Al-Jami’ah Sunan Kalijaga Yogyakarta di Gedung Pusat Administrasi UIN Sunan Kalijaga. Sebagai pembicara pada kegiatan ini Prof Imam Suprayogo, Prof Siswanto Masruri, dan Gus Jazilus Sakhok.
Acara ini dihadir oleh para pengasuh pondok pesantren di Yogyakarta dan dosen UIN Sunan Kalijaga. Wakil Rektor Bidang Kerja Sama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Dr Waryono, menuturkan ma’had ini bagian ikhtiar UIN dalam mendidik mahasiswa agar lebih baik lagi untuk bisa memadukan fungsi pondok pesantren dan universitas.
Dengan adanya asrama ini, ujarnya, diharapkan selain mendukung adanya peningkatan bidang akademik, mahasiswa diharapkan juga mendapat karomah dari rasa tawadhu dan zuhud, sehingga menghasilkan lulusan yang bisa merawat keanekaragaman bangsa ini.
“Pada tahun ini, rencananya akan dimulai pada mahasiswa penerima beasiswa bidikmisi. Kita akan mendata bakat, minat, dan kecenderungan mereka untuk mendalami ilmu agama. Kemudian universitas bekerja sama dengan pesantren sekitar yang mempunyai ciri khas kajian dari pondok pesantren tersebut” kata Waryono, Jumat (16/2).
Asrama mahasiwa yang berada dalam kompleks kampus itu rencananya dibangun secara bertahap. Tahap pertama ditargetkan rampung awal tahun depan dan langsung dapat digunakan untuk menampung mahasiswa baru.
Sembari menunggu bangunan ini dapat beroperasi seluruhnya, paparnya, maka UIN Sunan Kalijaga menggandeng beberapa pesantren di Yogyakarta untuk menjalankan program ini.