REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Tak semua civitas akademika di Universtitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga (Suka) Yogyakarta telah terbekali beberapa pengetahuan dasar seperti Pancasila dan bahasa Arab. Oleh karena itu, Rektor UIN Sunan Kalijaga (Suka), Prof KH Yudian Wahyudi PhD menegaskan, pengadaan wadah berupa asrama atau ma'had dinilai menjadi sarana yang paling optimal dalam memastikan terpenuhinya kebutuhan atas beberapa pengetahuan dasar.
Ia menilai, pembekalan Pancasila sangat diperlukan agar mahasiswa dapat lebih memahami esensi dari landasan negara tersebut. "Asrama menjadi salah satu sarana strategis dalam menghindari adanya alumni Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) yang radikal atau melawan negara," ujar Yudian, akhir pekan lalu.
Pasalnya, lanjut dia, dengan adanya asrama, maka pembekalan ilmu Pancasila dapat lebih intensif. Harapanya, para mahasiswa dapat menginternalisasikan hubungan antara Islam dengan Pancasila. Selain itu mahasiswa pun diberikan pembinaan untuk menjadi imam dan mengisi khutbah.
Kemudian untuk ilmu bahasa Arab dan bahasa Inggris yang juga akan diajarkan secara optimal sekaligus bermanfaat sebagai persiapan dalam mencari beasiswa, baik dalam skala nasional maupun skala internasional, baik ke Timur Tengah maupun ke negara Barat.
Ia menilai, poin utama dari asrama ini adalah, UIN Suka ingin mencetak generasi yang memiliki kemampuan dalam bidang saintek namun juga memiliki ilmu-ilmu dasar agama. Sedangkan bagi mahasiswa ilmu sosial dan hukum, diharapkan mereka juga memiiki ilmu dasar saintek seperti matematika. Selain itu, lanjutnya, seluruh mahasiswa UIN dari berbagai disiplin ilmu juga wajib memahami betul tentang nilai-nilai luhur dari Pancasila dan ilmu-ilmu amaliyah.
"Hal ini sekaligus untuk menjawab tantangan bahwa kini UIN tak hanya diminati oleh lulusan madrasah namun juga dari SLTA umum. Sehingga, alumni dari SLTA umum yang belum dapat baca tulis Alquran mampu dilatih melalui asrama ini," kata dia.
Sedangkan bagi alumni madrasah yang sudah cukup mahir berbahasa Arab, dapat menimba ilmu tentang bahasa Inggris serta dasar-dasar kenegaraan dalam melalui asrama ini.
Rencananya, asrama yang mulai dibangun tahun ini dapat merampungkan pembangunan tahap pertama pada Februari 2019. Total bangunan dirancang sekitar lima lantai, namun karena pembangunannya dilakukan secara bertahap, maka ditargetkan tahun depan, basement dan lantai satu bangunan asrama sudah dapat digunakan. Sehingga asrama sudah siap untuk menampung mahasiswa baru pada angkatan 2019.
Menurutnya, mengingat daya tampung pada tahap awal baru sekitar 500 mahasiswa, maka UIN Suka pun menjalin kerja sama dengan beberapa pesantren di sekitar Yogyakarta. Saat ini, kerja sama dengan beberapa pesantren pun sudah mulai berjalan.
Demi optimalnya program asrama ini, maka mulai tahun depan, seluruh mahasiswa baru diwajibkan untuk mengikuti program asrama selama satu tahun. Namun, kampus tidak menutup kemungkinan bagi mahasiswa yang ingin tinggal di asrama selbih dari setahun.
Tak hanya itu, ia pun membuka peluang bagi mahasiswa yang memiliki keahlian di bidang bahasa Arab atau bahasa Inggris untuk terlibat langsung dalam memberikan pembinaan bagi mahasiswa lain yang masih memerlukan pelatihan.
"Pemaparan materi kurang lebih dilakukan dalam 24 sesi per bulan. Setiap sesi berdurasi sekitar 90 menit setiap setelah Mahgrib," ujar Yudian. Karena hal ini bersifat wajib, maka seluruh penghuni asrama yang telah mengikuti rangkaian materi akan mendapat sertifikat, yang nantinya, sertifikat ini menjadi syarat untuk ujian skripsi.
Tak hanya mahasiswa, UIN Suka pun berkomitmen untuk terus meningkatkan kemampuan para dosennya. Oleh karena itu, Yudian pun tengah merancang sebuah skema kelas pembinaan bagi dosen. Hal ini sangat diperlukan terutama bagi dosen saintek.
Mengingat, kata dia, hingga saat ini, hampir seluruh dosen saintek di UIN Suka belum memiliki kemampuan bahasa Arab. Oleh karena itu, UIN Suka akan memberi beasiswa bagi dosen untuk belajar bahasa Arab secara intensif, sehingga dapat membaca kitab gundul.
Selain ilmu bahasa, dosen juga akan diberikan pendalaman terkait ilmu kenegaraan baik itu tentang Pancasila maupun UUD 1945. Sehingga, dosen dan mahasiswa UIN Suka dapat terhindar dari paparan ajaran radikal.
"Rangkaian program untuk dosen akan dimulai pada pertengahan tahun ini. Keikutsertaan program ini pun juga diwajibkan dan digunakan sebagai syarat kenaikan pangkat," kata dia.
Dengan penerapan program asrama bagi mahasiswa, pelatihan tes kemampuan dasar (TKD) dan teks potensi akademik (TPA), pembinaan ilmu kenegaraan dan pelatihan bahasa, maka hal ini sekaligus menandai adanya pergeseran penerapan integrasi keilmuan. Diharapkan, pergeseran ini dapat memberikan dampak yang lebih signifikan demi tercapainya integrasi keilmuan.