Kamis 01 Mar 2018 15:35 WIB

Kementan dan Kemenristek Kembangkan Sains Pertanian Modern

Pemerintah ingin merancang pertanian yang lebih modern.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Dwi Murdaningsih
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, meninjau beberapa infrastruktur pertanian moderen di Kawasan Sains dan Enjiring Pertanian Moderen Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BB-Mektan) Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (1/3).
Foto: Republika/Gumanti Awaliyah
Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir dan Menteri Pertanian Amran Sulaiman, meninjau beberapa infrastruktur pertanian moderen di Kawasan Sains dan Enjiring Pertanian Moderen Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BB-Mektan) Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (1/3).

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG SELATAN -- Kementerian Pertanian (Kementan) bersinergi dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) akan mengembangkan Sains Pertanian Moderen dan membangun Politeknik Pembanguan Pertanian Serpong. Keduanya akan berorientasi sebagai pusat penyedia dan pusat pengembangan sains dan enjinering yang unggul.

"Sederhana saja, kita ini negeri agraris. Untuk mengembangkannya, kita harus mengubah paradigma petani dari tradisional ke modern. Satu kuncinya itu dengan teknologi," kata Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (BB-Mektan) Serpong, Tangerang Selatan, Kamis (1/3).

Dia mengatakan, saat ini kawasan Sains dan Enjinering Pertanian Serpong sudah melakukan pembangunan beberapa infrastruktur penunjang. Seperti Gedung Galeri, Penataan lahan dan jalan usaha tani, Rumah tanam terkendali, penataan sistem irigasi mikro dan embung untuk mendukung usaha tani pertanian modern.

Kawasan Ekonomi Pendidikan akan Dibangun di Serpong

Selain itu, di kawasan tersebut juga telah dilakukan pengembangan berbagai teknologi enjinering berupa prototipe alsintan pendidikan usaha tani pertanian modern. Yang berfungsi untuk komoditi padi, komoditi jagung, komoditi bawang merah dan cabe, komoditi tebu dan kakao.

"Dengan alat produksi itu kita bisa menekan biaya produksi 50 persen. Dan mempercepat untuk tanam. Dan tingkat loses saat ini yang diderita petani padi 10,2 persen bisa kita ambil," kata Amran.

Menurut dia, untuk mengubah pertanian tradisional ke pertanian kesejahteraan Kementerian Pertanian telah melakukan pendekatan kesejahteraan. Yang berorientasi pada kesejahteraan dan keuntungan petani.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement