Ahad 18 Mar 2018 00:13 WIB

UIN Antasari Banjarmasin Sinergi dengan KJRI Jeddah

UIN Antasari perkuat kerja sama pendidikan dengan Universitas Islam Madinah.

Ilustrasi mahasiswa Islam.
Foto: Republika/ Tahta Aidilla
Ilustrasi mahasiswa Islam.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Konsul Jenderal (Konjen) RI di Jeddah Mohamad Hery Saripudin menerima kunjungan rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari Banjarmasin Mujiburrahman dan timnya pada Kamis (15/3) di ruang kerjanya.

Keterangan KJRI Jeddah yang diterima di Jakarta, Sabtu (17/3), menyebutkan selain bersilaturahim, Rektor UIN Antasari menyampaikan agenda kunjungan kerjanya selama berada di Arab Saudi. Agenda tersebut terutama membahas rencana kerja sama yang akan disampaikannya dalam pertemuan dengan Rektor Universitas Islam Madinah (UIM).

Dalam kunjungan singkat tersebut, Konjen RI Jeddah menyampaikan perkembangan terkini upaya KJRI Jeddah untuk mempererat kerja sama bidang pendidikan antara Indonesia-Arab Saudi sebagai implementasi salah satu dari sebelas kesepakatan (MOU) antara RI-Arab Saudi yang telah ditandatangani dalam kunjungan Raja Salman Bin Abdulaziz ke Indonesia pada 2017.

Konjen mengatakan  telah melakukan pertemuan dengan pejabat UIM termasuk rektornya yang baru dan menyampaikan apresiasi atas penerimaan mahasiswa Indonesia di universitas itu. Jumlah mahasiswa Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Hingga kini terdapat hampir 1.000 mahasiswa asal Indonesia yang belajar di kampus yang terletak di jantung Kota Suci Madinah dengan skema beasiswa dari Pemerintah Kerajaan Arab Saudi.

Selain itu, UIM telah menawarkan program pelatihan bahasa Arab bagi para pejabat, tokoh masyarakat dan pemangku kepentingan di bidang pendidikan di Indonesia. "Rektor UIM yang baru ini lulusan Amerika, terbuka dan akomodatif," kata Konjen.

Konjen juga mengusulkan kepada Rektor UIM mengubah pola rekrutmen calon mahasiswa dengan melibatkan lembaga berwenang terkait di Tanah Air seperti Kementerian Riset Teknologi Dan Pendidikan Tinggi (Ristekdikti) dan Direktorat Pendidikan Tinggi Keagamaan Islam (Diktis) Kementerian Agama.

Terkait usulan Konjen tersebut, Atase Pendidikan dan Kebudayaan (Atdikbud) KBRI Riyadh Ahmad Ubaedillah berpendapat senada dan telah menyampaikannya juga kepada pihak berwenang di Tanah Air.

Kepada Rektor UIN Antasari Konjen yang didampingi Pelaksana Fungsi (PF) Pensosbud-1 Mohammad Soekarno, PF Pensosbud-2 Umar Badarsyah dan Kepala Sekolah Indonesia Jeddah Sugiono, juga menyampaikan perkembangan terkini arah kebijakan pemerintah Arab Saudi seiring dengan garis besar haluan negara, yaitu Saudi Vision 2030 dan dampaknya terhadap perubahan sosialnya yang terjadi sangat cepat.

Dalam beberapa pertemuan dengan para pejabat berwenang Arab Saudi, kata Konjen, dirinya telah menyampaikan inisiatif mengenai pendirian pusat kebudayaan dan bahasa Indonesia, termasuk di kampus, seiring meningkatnya kebutuhan dan animo masyarakat Arab Saudi untuk mempelajari Bahasa Indonesia. Konjen berharap agar Rektor juga memperkuat usulan tersebut pada pertemuan dengan Rektor UIM nanti.

Guru besar sosiologi agama yang menjabat rektor UIN Antasari sejak Oktober 2017 ini mengaku kaget dengan perubahan yang sangat pesat di berbagai bidang di Arab Saudi dan menyatakan komitmennya bersinergi dengan KJRI Jeddah dalam upaya memperkuat kerja sama pendidikan antara Indonesia dan Arab Saudi.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement