REPUBLIKA.CO.ID, BUKITTINGGI - Pimpinan Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi menepis anggapan bahwa pihaknya sengaja menggalang dukungan dari mahasiswa terkait kebijakan pembatasan cadar di dalam kampus. Kepala Biro Administrasi Umum dan Kemahasiswaan IAIN Bukittinggi, Syahrul Wirda, menegaskan bahwa aksi yang dilakukan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Bukittinggi pada Selasa (20/3) murni digerakkan oleh keinginan mereka sendiri.
"Itu murni dari mereka. Mahasiswa tidak mau kampus kita diintervensi oleh orang lain. Itu saja. Karena yang dipakai di kampus kan syariat juga," ujar Syahrul, Rabu (21/3).
(Baca: Mahasiswi Bercadar di IAIN Bukittinggi 'Beralih' ke Masker)
Kemarin, ribuan mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Bukittinggi menggelar aksi pada Selasa (20/3) pagi. Aksi yang dimotori oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) IAIN Bukittinggi ini digelar untuk menolak adanya intervensi pihak luar kampus terhadap kebijakan yang dijalankan rektorat. Aksi dimulai dari depan Gedung Rektorat hingga Student Center IAIN Bukittinggi.
Ketua DEMA IAIN Bukittinggi Beni Hari Mulia menegaskan bahwa aksi yang dijalankan hari ini murni didasari kemauan mahasiswa sendiri, tanpa ada dorongan pihak kampus. "Kami tidak ingin kampus kami diintervensi oleh pihak luar. Ini akibat dari pemberitaan yang ada di media sosial," jelas Beni.
Beni memandang, wajar bila kampus sebagai ranahnya civitas academica memiliki kebijakan tersendiri. Dengan adanya pemberitaan di luar, nilainya, mengganggu aktivitas mahasiswa di kampus. "Teman-teman sangat terganggu dengan adanya intervensi dan provokasi yang ada di luar, kami berharap dengan adanya aksi ini bisa mengurai masalah yang ada," ujarnya.
Beni juga menyayangkan pemberitaan di media saat ini yang cenderung menyudutkan kampusnya. Ia meminta media massa bisa memberitkan polemik cadar di IAIN Bukittinggi secara obyektif. "Jangan beritakan yang tidak benar dan menyudutkan kampus," katanya.
Sejumlah pihak memandang ada dorongan dari kampus yang membuat organisasi mahasiswa di IAIN Bukittinggi melakukan aksi dukungan atas kebijakan kampus. MUI Sumatra Barat misalnya, melihat adanya upaya kampus untuk memobilisasi mahasiswa. Ketua MUI Sumatra Barat Gusrizal Gazahar meminta IAIN Bukittinggi melunak untuk meredam polemik cadar dan menjaga persatuan umat Islam.