Sabtu 31 Mar 2018 13:59 WIB

Indonesia dan Arab Sepakat Sosialisasi Islam Washatiyah

UIM dan UIN akan menyelenggarakan konferensi internasional moderasi Islam.

Rep: Novita Intan/ Red: Agus Yulianto
Salah satu ruang belajar di Universitas Islam Al-Madinah
Foto: al-arabiya,net
Salah satu ruang belajar di Universitas Islam Al-Madinah

REPUBLIKA.CO.ID,  JAKARTA -- Menteri Lukman Hakim Saifuddin menerima kunjungan delegasi Universitas Islam Madinah (UIM), Arab Saudi di kantor Kementerian Agama, Jakarta. Kunjungan delegasi itu dalam rangka menjalin kerja sama di bidang pendidikan tinggi dan menyosialisasikan moderasi Islam (Islam Washatiyah).

Turut hadir Wakil Rektor Bagian Pengajaran Ibrahim bin Ali Al-Ubaid dan Wakil Rektor Bagian Pengembangan Mahmud bin Abdurrahman Muhammad Zain Qodah.

Ibrahim mengatakan, UIM telah bekerja sama dengan perguruan tinggi Islam di Indonesia, yakni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta dan UIN Alauddin Makassar untuk menyelenggarakan konferensi internasional untuk berbicara mengenai moderasi Islam.

"Kami telah banyak berbicara tentang moderasi Islam (Islam Washatiyah) di berbagai negara, seperti Maldives, Afrika Barat, Nigeria, Pakistan, Ghana dan Uganda. Sekaligus kami ingin bekerja sama dengan Kementerian Agama terkait moderasi Islam," ujarnya dalam keterangan tulis yang diterima Republika.co.id, Jakarta, Sabtu(31/3).

Dia menjelaskan, saat ini, di UIM terdapat 23 ribu mahasiswa yang berasal dari 170 bangsa dan telah menelurkan 70 ribu alumni yang tersebar di seluruh dunia. Kata dia, UIM tidak mentolerir gerakan terorisme. Ia juga berharap, agar tidak ada alumni-alumninya yang tergabung ke dalam gerakan terorisme.

Sementara Mahmud Qodah menambahkan, banyak alumni UIM yang menjadi tokoh-tokoh penting di Indonesia, seperti Mantan Menteri Agama Maftuh Basuni dan Mantan Menteri Sosial Salim Assegaf Al Jufri, Hidayat Nur Wahid, dan Hasan Abdullah Sahal.

Selain itu, UIM membuka kesempatan kepada siswa berprestasi, baik di sekolah negeri maupun di sekolah swasta, untuk menimba ilmu pada tiga fakultas, yakni fakultas teknik, fakultas sains, dan fakultas komputer. UIM telah berdiri sejak 1960 dan mengkhususkan pada Agama dan Bahasa Arab (specialized university).

Telah 58 tahun dari asasnya Universitas Islam Madinah merupakan Universitas yang mengkhususkan pada agama dan Bahasa Arab (specialized university). "Akan tetapi 10 tahun terakhir mulai beralih pada comprehensive university, dengan menambah 3 fakultas baru, yakni teknik, komputer dan sains dengan menggunakan bahasa pengantar seratus persen Bahasa Inggris," ujarnya.

Mahmud menyatakan, pada tiga fakultas yang baru dibuka UIM, jumlah mahasiswa Indonesia masih sedikit. Oleh karena itu, pihaknya mengundang calon mahasiswa berprestasiasal Indonesia dengan prasyarat menguasai Bahasa Inggris, baik lisan maupun tulisan.

Sebab, fakultas ini menggunakan Bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar. "Jadi, salah satu tujuan kita berjumpa Pak Menteri, untuk mendapatkan siswa-siswa terbaik dari sekolah-sekolah agama negeri atau swasta, yang direkomendasikan oleh Kementerian Agama," ucapnya.

Menanggapi tawaran kerja sama dari Universitas Islam Madinah, Menag menjelaskan, selama 5 tahun terakhir Kementerian Agama telah mencanangkan program 5.000 doktor. Sebagian menyelesaikan doktornya di Indonesia, tapi sebagian di luar negeri. "Sebagian menempuh doktor di bidang ilmu-ilmu umum seperti komputer, kedokteran," ujar Menag didampingi Direktur Diktis Arskal Salim.

"Kementerian Agama telah menandatangani MoU dengan beberapa perguruan tinggi di Eropa, juga di Arab Saudi seperti Ummul Quro, Ibnu Sa'ud, mungkin juga bisa dilakukan dengan Madinah," ujar Menag.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement