REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menyatakan terus berupaya meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya. Salah satunya dengan memberikan dukungan penuh kepada dosen-dosen untuk melanjutkan pendidikannya di luar negeri.
Seperti baru-baru ini, dosen sekaligus Ketua Program Studi (Prodi) Sosiologi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UMM Rachmad K.Dwi Susil berhasil menyelesaikan program doktornya di salah satu universitas paling prestisius di Jepang, Hosei University. Rachmad beserta 13 doktor lainnya dari Hosei University diwisuda pada 24 Maret 2018 di Nippon Budokan Hall, Tokyo, Jepang.
Semula Kesempatan ini didapatkan saat perkenalannya dengan dua professor asal Jepang, Aoki Takenobu, dan Profesor Ikeda Kanji ketika sedang mengambil magister di Yogyakarta pada 2008. Rachmad mendapatkan rekomendasi dari keduanya untuk melanjutkan studi di Jepang melalui Ronpaku program dari Japan Society for the Promotion of Science (JSPS). Ronpaku merupakan salah program beasiswa yang ditawarkan Jepang kepada mahasiswa asing untuk menyelesaikan disertasi di salah satu universitas di Jepang yang sudah ditunjuk oleh JPSS.
"Saya kuliah S3 sejak 2014 dan lulus 2018," ujarnya melalui keterangan resmi yang diterima Republika.
Di Hosei University, Rachmad mengambil jurusan Social Governace di Fakultas Public Policy and Social Governance. Ia mengambil disertasi tentang Sociological Study on Grassroots Conservation Movement After Reformation Era dan melakukan riset lapangan di desa Bumiaji, Batu tentang pengelolaan air minum berbasis komunitas. Bersama-sama dengan masyarakat, Rachmad merangkul semua golongan untuk menjadi pemangku kepentingan di daerahnya.
Menurut Rachmad, selama ini pemerintahan lebih condong ke arah Government Center. Padahal seharusnya setiap elemen masyarakat dilibatkan baik dalam mengambilan keputusan kebijakan publik maupun dalam menjaga keasrian lingkungan. "Kita harus memperlambat degradasi lingkungan di sekitar dan berkontribusi penuh terhadap penyelamatan lingkungan. Karena sejatinya sosiologi adalah untuk masyarakat," tambahnya.
Kedepannya, untuk menindaklanjuti hasil disertasinya Rachmad ingin membangun sebuah kekuatan lingkungan berbasis amar maruf nahi munkar. Menurutnya, baik buruk lingkungan tergantung seberapa jauh kita melakukan amar maruf. Amar Maruf yang dimaksud seperti penghijauan, penanaman pohon, buang sampah pada tempatnya, daur ulang, dan mengurangi penggunaan zat-zat yang dapat merusak lapisan ozon.
"Amar maruf saja tidak cukup karena banyak sekali orang yang mengeksploitasi lingkungan. Untuk itu, kita perlu nahi munkar yaitu mencegah agar kebijakan-kebijakan yang dibuat pro lingkungan," tegas dia.