Sabtu 21 Apr 2018 14:19 WIB

Rektor UMS Kenalkan Pendidikan Muhammadiyah di India

Muhammadiyah memiliki konsep untuk merespons perkembangan ipteks yang semakin maju.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Agus Yulianto
Universitas Muhammadiyah Surakarta
Foto: ums.ac.id
Universitas Muhammadiyah Surakarta

REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Sofyan Anif memperkenalkan sistem pendidikkan Muhammadiyah di hadapan puluhan mahasiswa dan dosen dalam kuliah umum tentang Muhammadiyah di Jawaharlal Nehru University, New Delhi, India pada Jumat (20/4). Muhammadiyah sejak berdirinya mempunyai komitmen kuat terhadap masalah pengembangan sumber daya manusia Indonesia melalui pendidikan. 

 

Karenanya, kata Sofyan, Muhammadiyah terus mengembangkan dan memperkuat lembaga-lembaga pendidikan mulai dari Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar hingga Lembaga Pendidikan Perguruan Tinggi. Bahkan, data 2015 mencatat, Muhammadiyah telah memiliki sekitar 10.290 sekolah dari tingkat TK sampai SLTA dan 176 perguruan tinggi di berbagai daerah di Indonesia. 

 

"Tumbuh dan berkembangnya lembaga pendidikan Muhammadiyah ini merupakan satu fenomena yang banyak mendapat perhatian dari para pakar sosiologi pendidikan, sehingga Muhammadiyah dikatakan sebagai sebuah organisasi yang berorientasi pada nilai-nilai peradaban, organisasi modern, dinamis dan selalu menghadirkan nilai-nilai kemajuan dalam membangun peradaban dunia," kata Sofyan dalam rilis yang diterima Republika.co.id, pada Sabtu (21/4). 

 

Sofyan mengatakan, Muhammadiyah memiliki konsep bahwa untuk merespons perkembangan ipteks yang semakin maju. Karena itu, kata dia, sistem pendidikan saat ini harus didukung oleh kekuatan  sistem pendidikan yang bermartabat, komprehesif, yang mengintegrasikan nilai-nilai keimanan dan keilmuan. Dengan begitu diharapkan menghasilkan sumberdaya manusia yang memiliki  kekuatan spiritual (iman) dan keilmuan (ipteks) secara seimbang. 

 

Menurutnya, ada emppat variabel yang ada dalam sistem pendidikan berkemajuan Muhammadiyah. Yaitu kurikulum berbasis keseimbangan spiritual dan keilmuan, peran dan fungsi secara profesional, sistem pengelolaan pendidikan berbasis modern, sarana dan prasaran, serta lingkungan yang memadai. 

 

Sementara dalam kuliah umum yang diselenggarakan, Direktur Center for Chinese and South East Asian Studies, School of Language Literature and Cuture Studies JNU Prof Gautam Kumar Jha menyatakan, pentingnya mahasiswa di India, utamanya yang mengambil program bahasan dan budaya Indonesia, mengenal pendidikan yang dikelola oleh Muhammadiyah. Gautam yang sudah akarab dengan buadaya dan bahasa Indonesia ini mengetahui, bahwa organisasi Muhammadiyah mengambil peran besar dalam perkembangan pendidikan di Indonesia. 

 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement