REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Gelaran perdana 'Amil Goes to Campus' baru saja terlaksana di MM FEB Universitas Gadjah Mada (UGM). Bagi penggagasnya, Direktur Mandiri Amal Insani, Abdul Ghofur, kegiatan 'Amil Goes to Campus' merupakan saran untuk zakat berkelanjutan.
"Para mahasiswa kelak menjadikan amil sebagai profesi kebanggaan yang utama, bukan profesi alternatif apalagi profesi karena tidak ada pilihan lainnya," kata Ghofur, kepada Republika.co.id, Selasa (24/4).
Ia merasa, menjadi seseorang yang berprofesi sebagai amil itu sebenarnya tidak ada yang sulit. Menurut Ghofur, yang sulit justru untuk mengikhlaskan diri demi menjadi seorang amil yang profesional.
Penulis buku Tiga Kunci Fundraising itu turut menekankan, menjadi fundraiser itu mencari uang yang kepentingannya bukan hanya untuk lembaga zakat. Melainkan, keterampilan akan sangat bermanfaat untuk siapapun yang senang mengelola lembaga nirlaba.
Ghofur menekankan, unit kegiatan mahasiswa merupakan salah satu organisasi nirlaba yang seharusnya tidak cuma mengandalkan dana fakultas atau universitas. Karenanya, ia mengajak untuk menghilangkan kebiasaan yang kurang tepat dalam fundraising.
"Misal proposal di foto kopi sebanyak 20 lalu disebarkan ke berbagai instansi, tidak hanya itu, proposal juga diberikan kepada security atau customer service, padahal lebih baik proposal itu customsize, kirim ke lembaga x dan ke lembaga y berbeda lalu sampaikan proposal minimal kepada asisten yang memutuskan," ujar Ghofur.
Untuk itu, salah satu latar belakang gelaran 'Amil Goes to Campus' tidak lain agar memberi pengetahuan dan pemahaman tentang amil kepada mahasiswa di setiap kampus. Sehingga, mahasiswa mengetahui industri zakat untuk dijadikan sasaran berkarir pasca kampus.
Dibuka di MM FEB Universitas Gadjah Mada (UGM), 'Amil Goes to Campus' akan berlanjut di Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Universitas Indonesia (UI), Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, STEI SEBI, Kampus Al Hikmah, Saint Mary's University, dan Taiwan University.