REPUBLIKA.CO.ID, SAMARINDA -- Mahasiswa yang tergabung dalam Ikatan Mahasiswa Pencinta Alam (IMAPA) Universitas Mulawarman menggelar seminar lingkungan dengan tema "Dampak Ekologis Tumpahan Minyak di Teluk Balikpapan". Kegiatan berlangsung pada Rabu (25/4) kemarin dengan menghadirkan sejumlah pembicara.
Diantaranya Dosen STT Migas Balikpapan, Forum Masyarakat Peduli Teluk Balikpapan dan Pusat Pengendalian dan Pembangunan Ekoregion Kalimantan (P3EK) serta dari PT Pertamina (Persero) Refinery Unit V Balikpapan. Kegiatan ini dilakukan dalam rangka Hari Bumi atau Earth day yang diperingati pada 22 April.
Kepala Biro Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Mulawarman, La Hasan yang mewakili Rektor Universitas Mulawarman, mengatakan, kegiatan seminar merupakan wujud kepedulian para mahasiswa pencinta alam atas kejadian yang tengah melanda Kota Balikpapan. Melalui forum yang juga dihadiri oleh mahasiswa dari jurusan perikanan, kelautan maupun kehutanan ini diharapkan dapat ditemukan bahasan yang padat akan solusi.
"Apalagi mahasiswa di bidang-bidang tersebut memang memiliki kompetensi akademis yang berdasarkan keilmuan," kata La Hasan, dalam keterangan tertulis, Kamis (26/4).
Tanggapan serupa juga disampaikan Darul Asmawan dari Forum Peduli Teluk Balikpapan. Ia mengatakan, fokus saat ini yang juga harus dilakukan adalah mencari solusi yang dapat membantu pihak terkait agar proses pemulihan terhadap lingkungan berjalan lebih cepat.
Namun demikian upaya yang telah dilakukan saat ini sudah cukup baik dalam menjawab kekhawatiran masyarakat khususnya dalam penanggulangan pencemaran melalui upaya pembersihan dan penyelesaian permasalahan sosial ekonomi termasuk di dalamnya kompensasi kepada warga terdampak.
"Penyelesaian dampak sosial ekonomi sudah mulai dilaksanakan. Sekarang kami berharap KLHK dapat mempercepat arahan untuk pelaksanaan tahap pemulihan," ungkap Darul.
Dianuari Kusumawardhani, ahli lingkungan dari Pertamina, dalam paparannya menyatakan bahwa pada kejadian tumpahan minyak Teluk Balikpapan Pertamina membagi upaya penanganan ke dalam tiga fase utama. Yakni Coastal Clean Up, Identifikasi dan verifikasi dampak sosial ekonomi masyarakat dan pemulihan.
Hingga saat ini dua tahapan awal secara paralel masih terus dilakukan sedangkan tahapan ketiga masih menunggu arahan dari KLHK.
"Hingga saat ini Pertamina telah menerjukan tim yang secara khusus melakukan verifikasi terkait pembersihan wilayah terdampak maupun penghitungan dampak sosial ekonomi bagi masyarakat. Kami pun tetap berkoordinasi dengan instansi terkait, tim ahli, LSM dan membuka diri terhadap masukan-masukan untuk mengoptimalkan penanganan yang tengah dilakukan. Ya termasuk dengan hadir pada seminar ini," kata Dian.