Ahad 29 Apr 2018 06:15 WIB

Kementerian: Keberadaan Kampus Asing tak Perlu Dikhawatirkan

Perguruan tinggi asing harus kerja sama penguatan inovasi perguruan tinggi lokal.

Red: Ratna Puspita
Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe. (Republika/Agung Supriyanto)
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Dirjen Penguatan Inovasi Kemenristekdikti, Jumain Appe. (Republika/Agung Supriyanto)

REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) menyatakan perguruan tinggi dalam negeri agar tidak perlu khawatir kalah bersaing dengan perguruan tinggi atau kampus asing yang akan buka di Indonesia. Keberadaan perguruan tinggi asing itu nantinya harus ada kerja sama untuk penguatan inovasi perguruan tinggi di dalam negeri.

“Sehingga tidak perlu dikhawatirkan," kata Direktur Jenderal Penguatan Inovasi pada Kemenristekdikti Jumain Appe usai menghadiri rapat senat terbuka dalam rangka Dies Natalis Universitas Jambi ke-55 dan upacara Wisuda ke-81 di Jambi, Sabtu (28/4).

Pada 2018 ini, dia mengatakan, baru satu perguruan tinggi asing, yakni dari Australia, yang akan masuk dan buka di Indonesia. Dia mengatakan sudah ada permintaan dari pemerintah Asutralia saat kunjungan Presiden Joko Widodo ke negeri Kanguru tersebut beberapa waktu lalu.

Dia mengatakan Kemenristekdikti melalui Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspitek akan menyiapkan permbukaan kampus asing tersebut. Karena itu, dia belum mengetahui fakultas yang akan dibuka oleh kampus asing itu. 

“Akan tetapi, yang kami harapkan hanya untuk disiplin ilmu tertentu, yakni sains teknologi, engineering dan matematika. Untuk bidang tersebut, kita masih lemah sehingga kami dorong," kata Jumain Appe dalam paparannya di hadapan lulusan wisuda Universitas Jambi (Unja) ke-81 itu.

Langkah Kemenristek Dikti yang membuka peluang bagi kampus asing beroperasi di dalam negeri sudah sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi. Langkah ini juga untuk mendorong banyak perguruan tinggi di dalam negeri agar dapat berkolaborasi dengan kampus asing. 

Menurut Jumain Appe, keberadaan perguruan tinggi asing di Indonesia tidak dapat berdiri sendiri. Dia mengatakan, kampus asing harus melakukan kolaborasi dengan perguruan tinggi dalam negeri untuk menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten dan mampu bersaing.

"Kita hubungkan dengan perguruan tinggi dalam negeri, supaya level dari perguruan tinggi kita ini menjadi lebih berwarna, jadi intinya wajib dan harus kolaborasi ya," kata dia.

Selain itu, dia meminta seluruh perguruan tinggi di Indonesia agar terus mengasah daya kreasi dan inovasi mahasiswa. Dengan demikian, dia menyatakan, mampu melahirkan produk baru menghadapi era ekonomi digital yang semakin kompetitif.

Dia menjelaskan langsung yang sedang diupayakan oleh Kemenristekdikti, yakni harus melakukan kerjasama penelitian yang levelnya internasional dan masuk jurnal indeks standar internasional. “Sehingga sumber daya manusia yang dihasilkan dari perguruan tinggi di Indonesia mampu bersaing dalam persaingan global yang semakin ketat ini," katanya menjelaskan.

Apresiasi Kinerja Unja

Jumain Appe menyebutkan Kemenristekdikti mengapresiasi atas capaian dan kinerja yang berhasil dilakukan Universitas Jambi dalam berbagai bidang inovasi selama kurun waktu 2016-2017. Kinerja Universitas Jambi yang telah dihasilkan dari berbagai bidang, di antaranya proses pembelajaran kemahasiswaan, penelitian dan pengabdian masyarakat hingga penguatan kapasitas inovasi perguruan tinggi dalam menghasilkan sumber daya manusia yang kompeten. 

Rektor Universitas Jambi Prof Johni Najwan dalam paparan kinerja itu mengatakan, beberapa poin capaian kinerja yang berhasil dilakukan Unja yang merupakan perguruan tinggi tertua di Provinsi Jambi itu. Pada tahun 2017 hasil-hasil penelitian yang dapat dimanfaatkan masyarakat semakin bertambah. 

Target yang ditetapkan Kemenristekdikti untuk indikator kinerja tersebut sebanyak 60 penelitian dan berhasil terealisasi 106 penelitian atau 176,67 persen. Kemudian pada tahun 2018 jumlah penelitian yang dimanfaatkan masyarakat ditargetkan sebanyak 77 penelitian.

Selain itu keberhasilan dosen-dosen Universitas Jambi dalam mendapatkan HaKI. Dimana Unja dalam tiga tahun terakhir secara konsisten berhasil mendaftarkan tiga HaKI hasil penelitian dosen setiap tahunnya. 

Pada tahun 2018 ini kata Rektor, Unja kembali ditargetkan oleh Kemenristekdikti untuk mendaftarkan HaKI sebanyak lima karya akademik yang dihasilkan oleh para dosen di perguruan tinggi tersebut. "Tentunya diharapkan dengan tradisi perolehan HaKI yang sudah terbangun selama tiga tahun terakhir ini, maka target yang diberikan dapat dicapai," kata Rektor menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement