REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) mengukuhkan tiga guru besar. Pengukuhan tersebut, dilaksanakan di Gedung Ahmad Sanusi Kampus UPI, Senin (7/5). Ketiga guru besar itu yakni Prof Dr H Suwatno, M.Si sebagai guru besar dalam bidang ilmu Komunikasi Organisasi (FPEB), Prof Dr Hj Budi Mulyanti, M.Si guru besar dalam bidang ilmu Fisika Elektronik (FPTK), dan Prof Dr H Memen Kustiawan, SE, M Si Ak guru besar bidang ilmu Akuntansi (FPEB).
Ketua Senat Akademik UPI Didi Suryadi mengatakan penambahan guru besar ini sesuai dengan target UPI untuk memiliki 130 guru besar atau 10 persen dari jumlah pengajar. Menurut Didi Suryadi, penambahan guru besar tersebut akan memberikan kesempatan bagi UPI untuk mewujudkan world class university.
"Syarat untuk menjadi world class university adalah harus memiliki intellectual talent, memiliki kemampuan menerobos keilmuan yang sudah ada, dan mampu menyumbang pemiikiran kepada dunia," kata Didi.
Rektor UPI, Asep Kadarohman berharap UPI dapat melahirkan 10 guru besar dalam waktu dekat ini. Saat ini, ada108 guru besar ditambah emeritus 7 orang. "Untuk diketahui, saat ini dalam proses di Kementerian di Jakarta ada 5 berkas ajuan," katanya.
Sementara itu, Guru Besar dalam bidang ilmu Komunikasi Organisasi, Suwatno mengatakan kepakarannya dalam bidang Komunikasi organisasi diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di semua tingkatan, baik sarjana, magister, maupun doktoral. Suwatno pun, menyoroti tentang pengaruh digitalisasi di dunia akademisi dan paraktisi.
"Tantangannya bagaimana menghadapi digital native atau generasi milenial dalam manajemen komunikasi di sebuah organisasi. Karena, generasi milenial ini biasanya tak mau terikat, terhubung, tak mau dibatasi dan idealis," katanya.
Sementara Guru Besar dalam bidang ilmu Fisika Elektronik, Budi Mulyanti merupakan Guru Besar pertama yang diangkat dengan mekanisme dan aturan baru. Kehadiran Budi, menambah keahlian baru dan langka, karena mendalami ilmu yang terkait dengan material dan nanoelektronika.
"Untuk bidang nanoelektronika kita masih tertinggal jauh. Aplikasi nanoelektronika ini, ia aplikasikan adalah untuk komunikasi dan sensor. Saya kembangkan yang terkait dengan sensor optiknya, karena memiliki kelebihan dibandingkan elektronika. Harga nanti akan lebih murah, karena ukurannya lebh kecil dan bekerja lebih cepat dan teliti," katanya.
Sementara guru besar bidang ilmu Akuntansi, Memen Kustiawan, mengungkapkan, melalui kepakarannya di bidang akuntansi, secara bertahap akan mengembangkan dan membangun ilmu akuntansi untuk mendidik sumber daya manusia akuntasi di jenjang magister, dan doktoral, serta melahirkan profesi akuntan. Ia beranggapan saat ini di Fakultas Pendidikan Ekonomi dan Bisnis (FPEB) belum memiliki hal tersebut.