REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Dalam setiap pembuatan biodiesel, akan menghasilkan cairan residu bernama gliserol. Meski merupakan residu, namun sebenarnya, gliserol dapat di daur ulang menjadi sebuah cairan yang dapat meningkatkan kualitas bahan bakar.
Salah satunya adalah sebagai cairan penambah oktan pada bahan bakar mesin bensin baik itu premium, pertalite dan pertamax. Peneliti Utama Optimalisasi Gliserol dari Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Yogyakarta, Zahrul Mufrodi mengatakan, penelitan ini telah diinisiasi sejak 2009.
"Penelitian itu terus kami kembangkan hingga saat ini. Pengembangan itu kemudian menghasilkan proses produksi yang lebih cepat dan efisien," kata Zahrul kepada Republika, Rabu (16/5).
Dalam penelitian itu, gliserol disulap jadi bioaditif dengan menggunakan katalis zeolit teraktifkan menggunakan reaktor fixed bes multi tube. Menurut dia, dengan menambahkan bioaditif sebanyak 10 persen dalam bahan bakar mesin bensin, maka oktan bahan bakar itu akan meningkat sebanyak 1,2 bilangan oktan.
"Tak hanya itu, bioaditif ini pun juga dapat meningkatkan performa dari bahan bakar mesin diesel. Performa yang diperbaiki adalah specific grafity, viscosity kinematic, flash point dan pour point," ucap dosen teknik kimia UAD tersebut.
Ia pun mengaku, dalam mengembangkan penelitian ini, ia juga mendapat bantuan pendanaan dari Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Bantuan dana penelitian itu diberikan pada 2017 dan 2018 dengan nominal sekitar Rp 300 juta.
Proses daur ulang ini awalnya dikembangkan dalam skala laboratorium. Kini, proses daur ulang telah siap di kembangkan dalam skala pabrik sehingga dapat diproduksi secara masal.