REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Fakultas Teknik Sipil, Lingkungan dan Kebumian (FTSLK) Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya resmi membuka tiga program magister baru. Tiga program yang dimaksud yakni, Rekayasa dan Manajemen Bangunan Tinggi, Hidroinformatika, dan Manajemen Lingkungan. Ketiganya dibuka mulai tahun ajaran 2018/2019.
Dekan FTSLK Warmadewanthi menjelaskan, pembukaan program baru terutama Rekayasa dan Manajemen Bangunan Tinggi serta Hidroinformatika yang bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) ini, dititikberatkan pada penyediaan infrastruktur yang ramah lingkungan. Program magister baru ini difokuskan untuk menjaga kelestarian alam dan menciptakan infrastruktur yang berwawasan lingkungan.
"Target dibukanya ketiga program magister tersebut untuk mencapai visi ITS sebagai perguruan tinggi di mana visi dan misinya salah satunya adalah berwawasan lingkungan," kata Warmadewanthi dalam pesan singkatnya, Rabu (23/5).
Dosen Teknik Lingkungan ini menjelaskan, program rekayasa manajemen bangunan tinggi nantinya berfokus pada pembangunan gedung bertingkat yang dikembangkan dengan konsep bangunan hijau. Bahkan, menurutnya, di masa depan gedung-gedung tersebut perlu didesain ulang untuk mengurangi penggunaan air conditioner (AC).
Pasalnya, lanjut perempuan yang akrab disapa Wawa ini, freon yang dihasilkan oleh AC dapat mengakibatkan efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global. Di sisi lain, pencahayaan ruangan pun perlu diperhatikan agar lebih ramah energi.
"Kami ingin nantinya bangunan kita lebih hemat energi dan tentunya berwawasan lingkungan," ujar Wawa.
Wawa menambahkan, pemanfaatan sumber daya air yang memerlukan pendekatan teknologi informasi dan komunikasi turut melatarbelakangi dibukanya magister Hidroinformatika. Sebab, Indonesia dengan luas wilayah yang dua per tiganya adalah air perlu dikelola dengan baik.
Hidroinformatika yang berfokus pada integrasi berbagai bidang ilmu, seperti hidrologi dan hidrolika dalam mempelajari ketersediaan air dan pengaturan sumberdaya air yang tergantung pada beberapa faktor seperti suhu, curah hujan, topografi daerah, dan lain-lain. Di sini kita belajar bagaimana mengelola sistem informasi perairan, kata dosen asal Bali tersebut.
Wawa juga mengungkapkan, program magister Manajemen Lingkungan yang berada di bawah Departemen Teknik Lingkungan ini sengaja dibuka untuk menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. Apalagi manajemen lingkungan sendiri merupakan multidisiplin ilmu, di mana semua bidang dapat mempelajarinya.