REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Dosen Fakultas Pertanian dan Peternakan (FPP) Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Damat berhasil menciptakan inovasi beras analog yang berbahan baku umbi Garut. Bahan ini merupakan salah satu cara untuk memanfaatkan tanaman umbi.
Sejak lama dosen asal Malang ini meneliti umbi-umbian utamanya umbi garut.Umbi garut dianggap salah satu varietas tanaman penghasil glikemik yang rendah. Oleh karena ini bahan dinilai sangat baik sebagai bahan pengganti beras.
"Umbi garut itu adalah umbi-umbian yang jarang orang meliriknya, padahal sudah sejak lama banyak penelitian yang menyatakan bahwa umbi garut memiliki banyak manfaat seperti untuk maag dan diabetes, jelas salah satu dosen beprestasi UMM ini melalui keterangan resmi yang diterima Republika, Senin (4/6).
Berlabel Beras Garut Kaya Antioksidan (RASGADAN) dan Beras Garut Kaya Bethasianidin (RASGANIN), dua produk beras analog ini kaya akan manfaat utamanya bagi penderita diabetes mellitus. RASGADAN merupakan beras yang dibuat dari campuran pati umbi garut dan buah naga yang kaya akan antioksidan.Pemilihan buah naga sebagai bahan campuran ini dianggap paling mudah diperoleh.
Sementara itu, beras kedua RASGANIN terdiri dari campuran pati umbi Garut dengan ekstrak wortel yang merupakan sumber vitamin A. Produk beras ini dibuat untuk membantu menurunkan jumlah anak-anak yang mengalami Kekurangan Vitamin A (KVA). Seperti diketahui, saat ini 60 persen anak masih kekurangan vitamin A.
Kalau beras yang warna kekuningan ini, campurannya ekstrak wortel. Tujuannya untuk mengurangi jumlah anak-anak yang mengalami Kekurangan Vitamin A (KVA), tutur dosen Ilmu Teknologi Pangan (ITP) tersebut.
Tidak berhenti berinovasi dalam bentuk beras, dosen yang kesehariannya mengajar di Jurusan Ilmu Teknologi Pangan ini juga telah mengembangkan produk tepung pati umbi garut ini. Dia mengembangkannya sebagai campuran pembuatan Roti Fungsional dengan nama dagang UMM Bakery.