Kamis 10 May 2018 12:31 WIB

Panlok 82 Makassar Masih Telusuri Dugaan Perjokian

Perjokian diduga libatkan mahasiswa Unhas

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah perserta SBMPTN
Foto: Mahmud Muhyidin
Sejumlah perserta SBMPTN

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Panitia Lokal (Panlok) 82 Makassar terus menyelidiki dugaan praktik perjokian dalam penyelenggaran Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) tahun 2018. Menurut ketua Panlok 82 Makassar, Prof Muharram, kasus perjokian tersebut terjadi di sektor Universitas Negeri Makassar (UNM) adapun yang diindikasi menjadi joki adalah mahasiswa semester empatFakultas Peternakan Universitas Hasanuddin Makassar.

"Hingga saat ini kami masih menyelidiki, jadi dia (mahasiswa) belum bisa dipastikan joki, baru terindikasi," kata Prof Muharram ketika dihubungi Republika, Kamis (10/5).

Sementara itu dikonfirmasi terpisah, pihak Unhas juga masih melakukan penelusuran adanya indikasi joki SBMPTN yang berasal dari mahasiswanya. Kepala Biro Humas dan Protokoler Unhas Ishaq Rahman mengaku masih belum mendapatkan laporan resmi mengenai identitas oknum tersebut.

 

(Baca: Pemerintah Harus Evaluasi UNBK)

Dia juga mengaku kecewa karena sejak awal, Tim Monev Panitia Pusat (Panpus) tidak langsung berkoordinasi kepada pihak Unhas. Sehingga, Panlok tidak bisa melakukan pencegahan terhadappraktik perjokian tersebut.

"Itukan terdeteksi karena Panpus mengetahui adanya peserta yang mendaftar berkali-kali secara online, dan mereka tidak menyampaikan kepada kami sebelumnya, jadi kami sekarang bertanya-tanya Tim Monev Panpus ini semangatnya "mencegah" terjadinya perjokian, atau "menangkap" pelaku perjokian?" kata Ishaq.

Mengenai sanksi mahasiswa jika terbukti menjadi joki, Ishaq mengaku belum bisa banyak berkomentar. Karena pihak Unhas mesti menerima laporan da informasi yang lengkap terkait dugaan keterlibatan mahasiswa Unhas dalam praktik perjokian tersebut.

Sebelumnya, Panpus SBMPTN 2018 menemukan indikasi kecurangan dalam pelaksanaan ujian tulis SBMPTN 2018, di Makassar, Sulawesi Selatan, Selasa (8/5) kemarin. Ketua Panitia Pusat SNMPTN/SBMPTN 2018 Ravik Karsidi mengatakan, sejak awal pihaknyamendeteksi adanya perjokian ini yaitu peserta yang mendaftar berkali-kali.

"Kemudian kami mendalami dan curigai dan saat ujian ketahuan. Lalu kami atasi dengan memindahkan tempat duduk (peserta yang dicurigai),"ujar Ravik Rabu (9/5).

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement