REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Tiga orang mahasiswa Departemen Kimia Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya mampu menyulap gas beracun hasil pembakaran bahan bakar kendaraan (polutan) menjadi gas yang aman dan layak buang. Ketiga mahasiswa itu adalah Alvin Rahmad Widiyanto, Ulva Tri Ita Martia, dan Rahadian Abdul Rahman.
Gas beracun yang dimaksud ini merupakan gas pemicu utama terjadinya gangguan atau penyakit pernapasan, seperti karbonmonoksida, nitrogenoksida, dan hidrokarbon. "Jika tidak ditangani lebih lanjut, maka keberadaan gas-gas tersebut akan semakin meruah di alam, karena aktivitas manusia yang tak luput dari kendaraan," kata Alvin selaku ketua tim, dalam siaran persnya, Jumat (8/6).
Demi mengatasi masalah tersebut, lanjut Alvin, timnya terpikir untuk menciptakan katalitik konverter berupa reaktor atau tabung kecil. Reaktor tersebut berisikan lempengan kawat tembaga dan senyawa kimia padatan, katalis berupa Zeolit-NaY atau MnO2.
Menurut Alvin, adanya tembaga dan katalis tersebut berguna mereduksi atau mengubah gas karbonmonoksida, nitrogenoksida, dan hidrokarbon tersebut menjadi gas kabondioksida, nitrogen, uap air, dan ion sulfat. Keempat senyawa hasil konverter tersebut dinilai tim sangat aman dan bermanfaat bagi lingkungan.
"Gas karbondioksida sebagai bahan fotosintesis bagi tumbuhan, nitrogen untuk daya dukung kesuburan tanah, uap air dan ion sulfat sebagai produk yang aman bagi lingkungan," ujar Ulva, salah satu anggota tim.
Reaktor katalitik ini dipasang pada knalpot kendaraan, disusun sedemikian rupa sehingga model bodi knalpot juga terlihat bagus. Dari hasil pengujiannya, menunjukkan efiensi konverter yang sangat bagus, yaitu 92,18 persen.
Artinya, sebanyak 92,18 persen kadar gas beracun yang telah berhasil diubah atau direduksi menjadi gas tidak beracun, kata Ulva.
Menurut Ulva, kelebihan katalitik konverter ini mampu digunakan dalam satu tahun dengan masa satu kali penggantian bahan. Selain itu, bahan katalis yang digunakan berharga ekonomis dan mudah didapatkan di pasar bahan kimia pada umumnya.