Rabu 27 Jun 2018 18:42 WIB

Tiga Dosen Tazkia Bentang Riset di Kyoto, Jepang

Peneliti Indonesia kurang mempublikasikan risetnya di jurnal internasional.

Tiga Dosen Tazkia Bentang Riset di Kyoto, Jepang
Foto: dok. Istimewa
Tiga Dosen Tazkia Bentang Riset di Kyoto, Jepang

REPUBLIKA.CO.ID,JEPANG -- Perhelatan tahunan Society for the Advancement of Socio-Economics (SASE) kali ini diadakan pada  23-25 Juni di Kyoto, Jepang. Bertempat di Universitas Doshisha, SASE kali ini dihadiri oleh hampir 300 peneliti dari 50 negara. 

Tahun ini, ada tiga dosen dari STEI Tazkia yang terpilih untuk membentangkan hasil risetnya yaitu Murniati Mukhlisin, Rochania Ayu Yunanda, dan Faried Kurnia Rahman. Murniati membawakan topik “Do Islamic Macroeconomic and Microeconomic Exist” yang mengkritisi kontribusi publikasi internasional mengenai lintas sektoral ekonomi Islam empat tahun terakhir. 

Murniati menjelaskan, penelitian yang mengambil data Malaysia menduduki peringkat pertama disusul oleh Uni Arab Emirat, dan Indonesia. Hal ini diartikan bahwa dinamika ekonomi syariah di Indonesia kurang menarik perhatian dibandingkan dengan kedua negara tersebut. 

"Termasuk juga kurangnya peneliti asal Indonesia yang mempublikasikan risetnya di jurnal internasional," katanya dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, kemarin. 

Adapun Rochania menulis topik “Current reporting practices in Islamic baks: the impact of human development and national cultures”. Di satu sisi, menurutnya, bank syariah beroprasi berdasarkan aturan-aturan Islam yang universal. Di sisi lain, tiap-tiap negara memiliki country values yang berbeda dan berpengaruh terhadap perilaku. 

Risetnya bertujuan menguji apakah nilai-nilai budaya, human development, dan democracy index mempengaruhi tingkat transparansi pengungkapan informasi di 40 bank syariah di 8 negara. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa human development dan democracy index mempengaruhi tingkat transparancy, sedangkan nilai budaya tidak berpengaruh. 

Sedangkan Faried membentangkan risetnya yang berjudul “Firm Performance and Innovation in Halal industry: the case of Indonesia”. Secara umum, menurutnya, tingkat inovasi perusahan yang terdaftar di pasar modal syariah indonesia masih relatif rendah tetapi para investor di pasar modal syariah memberikan respon positif terhadap segala usaha inovasi yang dilakukan perusahaan secara internal. 

"Yang menjadi catatan adalah perusahaan yang terdaftar di pasar modal syariah harus lebih memperhatikan usaha-usaha inovasi yang dilakukan dengan berkolaborasi dengan pihak external sehingga memberikan dampak yang lebih signifikan terhadap kinerja perusahaan,"  ujarnya.

Selain Tazkia, hadir beberapa peserta asal Indonesia lainnya yaitu Trisliadi Supriyanto dari Universitas Ibnu Khaldun, Bogor dan Raditya Sukmana dari Universitas Airlangga, Surabaya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement