REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Universitas YARSI menjadi tuan rumah pertemuan silaturahmi dan koordinator rencana pelaksanaan kegiatan persiapan Semiloka Internasional Badan Kerja Sama Perguruan Tinggi Islam Swasta (BKS-PTIS) Se-Indonesia. Ketum BKS-PTIS, Masrurah Mochtar mengatakan agenda yang dibahas adalah persiapan rapat kerja nasional (Rakernas).
Rakernas yang akan digelar pada September tahun ini di Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) Semarang. Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makasar ini berharap keberadaan BKS-PTIS dapat meningkatkan kualitas menuju PTIS berdaya saing global.
Selain itu keberadaan PTIS diharapkan dapat melakukan dan menghasilkan hal-hal inovatif demi kemajuan pendidikan dalam mencetak generasi unggul bermanfaat dalam membangun bangsa Indonesia. Rakernas dan seminar internasional kembali akan dibuka Wapres Jusuf Kalla.
Ketua Panitia Rakernas dan Seminar Internasional, Andre Sugiyono mengatakan agenda pertemuan PTIS seluruh Indonesia dan dunia yang akan dihelat 20-22 September 2018. "Rangkaian kegiatan penting adalah konferensi internasional yang akan mengundang speakers dari beberapa negara. Yang telah confirm, seperti Malaysia, Brunei, Inggris, Jerman dan Indonesia sebagai vice speakers," ujar Andre, Kamis (12/7).
Peneliti dan dosen PTIS juga didorong untuk dapat mengirimkan hasil risetnya yang akan dipublikasikan dalam paper proseding dan akan terindeks dalam google scholars dan corpus. Mahasiswa dari PTIS, kata dia, juga diundang untuk mengirimkan karya ilmiah dan diperlombakan dalam kompetisi ini.
Hasilnya akan dipamerkan dalam expo. Ini juga terkait hasil penelitian seluruh anggota simposium dan workshop terkait kerjasama Arabian University network dalam merangking universitas-universitas Islam di Indonesia.
"Selama ini sudah ada sistem perangkingan yang dijadikan acuan. Tapi kita akan membuat skema performa pengukuran PT Islam di Asia, Arab dan Indonesia," kata Andre
Rektor Universitas YARSI Susi Endrini berharap kehadiran BKS-PTIS dapat terus menjadi wadah sesama anggota BKS-PTIS untuk dapat saling mendukung, saling menguatkan keberadaan PTIS di Indonesia.
Anggota Dewan Penasehat Jurnalis Udin menginginkan dari 500 anggota BKS-PTIS memiliki mimpi yang sama menjadikan world class university. "Kata kuncinya adalah penelitian dan publikasi. PTIS yang maju seperti UMI Makasar, Unisba atau YARSI bisa menjadi motor dan inspirator saudara PTIS lainnya," ucap Jurnalis.
Ketua Yayasan Universitas YARSI ini berharap 30 persen kegiatan penelitian, 30 persen adalah publikasi, 30 persen pendidikan dan sisanya 10 pesen.
"Karena 60 persen adalah penelitian. Itu artinya setiap PTIS dimasa yang akan datang harus memiliki keunggulan-keunggulan penelitian yang lebih fokus dan berdaya saing dengan penelitian di dalam dan luar negeri. Kita harapkan di masa yang akan datang PTIS bisa unggul dari PTN maupun PTS Nasional dan internasional," ujar Jurnalis.
Dia menyebut YARSI juga telah memproklamirkan sebagai pusat penelitian genomik satu-satunya di Indonesia yang kuat. YARSI juga telah memiliki pusat penelitian setiap sel. Penelitian lain adalah herbal. Titik fokus adalah herbal dijadikan obat.
"Penelitian genomik ini karena kita bisa meramalkan penyakit-penyakit yang muncul setiap orang. Dosis obat disesuaikan denome," ucapnya.