REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mengembangkan kakao untuk dijadikan sabun mandi. Gagasan ini muncul dari Taufik Dwi Wardani yang menempuh KKN di Dusun Gumawang, Desa Putat, Kecamatan Patuk, Kabupaten Gunungkidul. Kakao sendiri memang merupakan salah satu hasil perkebunan Dusun Gumawang.
Di sana, terdapat pembibitan tanaman kakao, penanaman, sampai pengolahan menjadi produk makanan dan minuman. Mulai dodol coklat, rengginang coklat, teh coklat dan lain-lain. Mahasiswa-mahasiswa KKN UNY mencoba memberikan inovasi kepada masyarakat Dusun Gumawang dengan membuat sabun batang dari kakao.
Bahan yang dibutuhkan mulai dari bubuk kakao 100 gram. Lalu, soda api 180 gram, minyak sawit 800 mililiter, minyak zaitun 200 mililiter, essence coklat dan air suling 500 mililiter. Sedangkan, alat menggunakan wadah tahan panas, baskom, mixer, cetakan dan sendok.
![photo](https://static.republika.co.id/uploads/images/inline/180809170214-116.png)
KKN Kelompok 46 itu sendiri mengajarkan masyarakat sekitar mengembangkan kakao jadi sabun mandi. (Istimewa)
Ketua Kelompok KKN 46, Taufik Febrianto menuturkan, pembuatan sabun dari kakao ini disosialisasikan kepada masyarakat Dusun Gumawang dengan harapan dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat.
"Sehingga, nantinya dapat dikembangkan menjadi produk industri rumah tangga," ujar Taufik.
Ketua Kelompok Tani Kakao Dusun Gumawang, Edi Suparjono, menyambut baik sosialisasi tersebut. Sebab, bahan dasarnya merupakan kakao yang kebetulan mudah menemukannya di Dusun Gumawang.
"Kegiatan ini bagus untuk para ibu rumah tangga, saya menyarankan agar ada pembinaan terkait pembuatan produk ini untuk mengembangkan usaha rumah tangga," kata Edi.