Ahad 23 Sep 2018 21:02 WIB

UAI Deklarasi Sebagai Kampus Antikorupsi

UAI juga bekerja sama dengan ICW untuk memberikan materi antikorupsi

Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia, Prof Dr Asep Saefuddin pada saat sebelum mewisuda 287 mahasisw UAI di BPPT Jakarta, Sabtu (10/2).
Foto: Farah Noersativa/REPUBLIKA
Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia, Prof Dr Asep Saefuddin pada saat sebelum mewisuda 287 mahasisw UAI di BPPT Jakarta, Sabtu (10/2).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) mendeklarasikan diri sebagai kampus yang bebas antikorupsi. Mahasiswa dan seluruh civitas akademika diarahkan ke dalam budaya untuk berperilaku jujur hingga menghasilkan lulusan yang jauh dari perilaku korupsi.

"Dari dulu penanaman mahasiswa untuk berperilaku jujur dan antikorupsi dilakukan dari mereka masuk sampai keluar (lulus). Budaya-budaya yang mengarah pada hal-hal yang sifatnya merusak tidak boleh," ujar Rektor UAI Asep Saefudin, di sela-sela Pelantikan Mahasiswa Baru 2018 dan Deklarasi Kampus Antikorupsi, Sabtu (22/9) kemarin.

Hal-hal yang merusak tersebut, ia sebutkan adalah perilaku yang dapat menyebabkan rusak hati dan pikiran (corrupted heart dan corrupted mind). UAI sedemikian rupa merancang untuk menanamkan budaya yang dapat menjauhkan mahasiswa dan lingkungan kampus dari dua hal tersebut.

"Kalau di kompetensi pelajaran sudah hal yang umum, nah tapi pada saat diujikan atau ujian, kita memastikan jangan sampai terjadi akademik missconduct. Kita memastikan untuk tidak terjadi perilaku-perilaku yang keluar dari perilaku akademik, itu ditekankan sekali," ujar Asep.

Di dalam ujian yang sifatnya mandiri, ujar Asep, UAI tidak akan mentolerir perbuatan-perbuatan yang merusak hati dan pikiran dengan berbuat curang.

"Namun untuk yang sifatnya kerja sama atau kolaborasi, kita sangat mendorong untuk bekerja sama, meningkatkan rasa kepedulian terhadap menolong orang lain dan kontribusi pada kelompok," kata Asep.

Di kesempatan itu UAI juga melakukan penanda tanganan kerja sama dengan Indonesia Corruption Watch (ICW). Bersama ICW, UAI akan semakin rutin menggelar workshop pendidikan antikorupsi.

"Untuk masuk ke dalam mata kuliah (pendidikan antikorupsi) memang belum, tapi sifatnya adalah tambahan dan itu kita tekankan. Diharapkan semua mahasiswa bisa ikut serta," kata Asep.

Dengan penanaman budaya dalam keseharian di dalam kampus, serta kerja sama dengan ICW, Asep berharap UAI semakin dapat menghasilkan lulusan yang baik dan memiliki karakter jujur dan jauh dari perilaku korupsi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement