Rabu 03 Oct 2018 16:44 WIB

UII Gelar Workshop Tingkatkan Kualitas Pendidikan Farmasi

Workshop ini memfokuskan pada metode berbasis pengalaman.

Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta
Foto: Republika/Heri Purwata
Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Jurusan Farmasi, Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Islam Indonesia (FMIPA UII) menggelar workshop peningkatan kualitas pendidikan farmasi. Workshop menghadirkan pembicara dari dalam dan luar negeri agar diperoleh cara pembelajaran yang lebih baik. 

Demikian diungkapkan Ketua Jurusan Farnasi, Dr Yandi Syukri yang didampingi Ketua Panitia Workshop Dr Arba Pramudita Ramadhani dan Sekretaris Workshop, Suci Hanifah, di Yogyakarta, Rabu (3/10). Workshop dan konferensi internasional ini mengangkat tema “Accelerating pharmacy education and research, responding global development on pharmaceutical regulation and practice”.

Ditambahkan Yandi Syukri, ada enam macam workshop yaitu Autentifikasi Halal (Authentication Halal with Real_time PCR), Lean Management in Hospital Based on SNARS, Nanofarmasi (Nanomedicine and Pharmaceutical Nanotechnology), Uji toksisitas dengan zebra fish (Toxicology with Zebra Fish), Instrumentasi tingkat lanjut (Advanced Instrumentation), dan Pendidikan Farmasi (Pharmacy education). 

Saat ini perguruan tinggi farmasi di Indonesia banyak sekali, lebih dari 100 perguruan tinggi. Sedang kualitas pembelajarannya menjadi pekerjaan rumah (PR) besar bagi Asosiasi Perguruan Tinggi Farmasi se Indonesia. Karena itu, pada masing-masing perguruan tinggi memiliki keunikan tersendiri sehingga pembelajaran farmasi ini menjadi lebih baik. 

“Apalagi perkembangan kesehatan itu cepat sekali. Sehingga tidak bisa lagi menggunakan metode pembelajaran yang sudah lama. Kita ingin mengawali dengan mengadakan workshop pendidikan farmasi,” kata Yandi.

Workshop dan konferensi internasional yang merupakan rangkaian dari Lustrum IV Farmasi UII ini memfokuskan pada metode berbasis pengalaman. Metode ini sangat penting bagi mahasiswa terutama pada praktek kerja profesi apoteker. Setelah selesai S1, mahasiswa memasuki PKPA (praktek kerja profesi apoteker). Mahasiswa diminta untuk mempraktekan ilmu yang sudah mereka dapatkan. Sehingga butuh proses pembelajaran yang baik berbasis pengalaman bisa diterapkan. 

Pembicaranya Professor Christopher J. Turner dari Universitas Colorado Amerika Serikat. Prof Turner berkolaborasi dengan dua profesor dari University Wolverhampton Inggris, Patrick A Ball dan Hana Morissey.  

“Workshop ini diharapkan bisa menggugah kesadaran perlu membuat sistem yang baik dalam proses pembelajaran farmasi. Kita bekerja sama dengan asosiasi perguruan tinggi farmasi seluruh Indonesia (APTFI),” ujar Yandi.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement