REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Program Studi (Prodi) S2 Teknologi Pendidikan Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo mengadakan Seminar Internasional bertema Challenger Education in Digital Era pada Selasa (16/10). Seminar tersebut menghadirkan narasumber antara lain Jonathan Michael Sanchez selaku Director of Development and Education-Paradigm Treatment Centers, Malibu, California, AS, Endang Maria Astuti selaku Anggota Komisi VIII DPR RI, Mitra Komisi Perlindungan Anak dan Asrowi selaku Kepala Prodi Teknologi Pendidikan UNS.
Jonathan Sanchez mengatakan dalam tahap perkembangan seorang anak dipengaruhi oleh keluarga, teman sepermainan dan budaya. Pada era digital saat ini, lanjutnya, pengaruh negatif bisa ditangkal dengan mengembalikan kepada nilai lokal yang luhur.
"Semuanya menuntut tanggung jawab dari pihak terkait, khususnya kaum terpelajar," terang Jonathan M Sanchez seperti tertulis dalam siaran pers, Selasa (16/10).
Menurut Endang Maria Astuti, lingkungan sosial di era digital saat ini cenderung individual. Hal itu mengakibatkan sikap apatis dan permisif. Keberadaan dunia pendidikan ibarat menjadi mata rantai yang terkait. Sehingga perlu ada kerjasama dan komunikasi yang baik untuk menyamakan persepsi dalam menyelesaikan persoalan pendidikan bagi anak.
"Relasi orang tua dan sekolah perlu dibangun secara periodik," ujar Endang.
Asrowi menambahkan perkembangan di era digital ini harus diinisiasi dengan model pendidikan bagi anak. Model pendidikan di era digital antara lain keteladanan, bimbingan, memberi dorongan, menanamkan niat yang baik dan ikhlas. Selain itu, perlu pembiasaan berbuat baik dan sopan santun, mengulangi perilaku yang baik serta perlunya sentuhan hati.