Jumat 26 Oct 2018 13:38 WIB

Menristekdikti Klaim Plagiasi di Kampus Menurun

Kejujuran adalah hal penting dan utama dalam proses akademik.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir
Foto: Republika/Mahmud Muhyidin
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengklaim kasus plagiasi di perguruan tinggi angkanya semakin menurun. Dia pun mengimbau agar semua civitas akademi agar tidak sekali-kali melakukan plagiasi, sebab kejujuran adalah hal penting dan utama dalam proses akademik.

"Kejujuran menjadi sangat penting. Sivitas jangan sampai melacurkan akademik dengan melakukan plagiat," kata Nasir dalam konferensi pers 4 Tahun Kerja Pemerintahan Kemenristekdikti di Gedung Kemenristekdikti Jakarta, Jumat (26/10).

Nasir menegaskan akan terus memperketat pengawasan terhadap setiap karya ilmiah semua sivitas akademik di seluruh Indonesia. Terlebih saat ini telah ada Permendiknas 17/2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi yang diyakini mampu menekan tindakan plagiat di kampus.

"Ini menjadi sangat penting, untuk jangan sampai terjadi ada lagi kasus-kasus plagiasi," jelas Nasir.

Dalam dunia akademik, kasus plagiasi dinilai menjadi hal yang mudah dilakukan di era digital. Karena di era digital menawarkan kebutuhan yang sangat teramat mudah, bahkan untuk plagiasi. Karena itu dia mengingatkan agar semua mahasiswa, dosen, lektor kepala, bahkan guru besar benar-benar menulis karya ilmiah melalui proses kreatif yang benar. Sehingga selain bisa meningkatkan jumlah publikasi ilmiah secara internal, juga bisa meningkatkan kualitas riset atau publikasi ilmiah Indonesia di kancah internasional.

"Ini yang menjadi tugas kita, bahan evaluasi kita, bagaimana semua dosen, lektor kepala dan para guru besar bisa menulis jurnal yang berkualitas," ungkap Nasir.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement