REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohammad Nasir mengklaim kasus plagiasi di perguruan tinggi angkanya semakin menurun. Dia pun mengimbau agar semua civitas akademi agar tidak sekali-kali melakukan plagiasi, sebab kejujuran adalah hal penting dan utama dalam proses akademik.
"Kejujuran menjadi sangat penting. Sivitas jangan sampai melacurkan akademik dengan melakukan plagiat," kata Nasir dalam konferensi pers 4 Tahun Kerja Pemerintahan Kemenristekdikti di Gedung Kemenristekdikti Jakarta, Jumat (26/10).
Nasir menegaskan akan terus memperketat pengawasan terhadap setiap karya ilmiah semua sivitas akademik di seluruh Indonesia. Terlebih saat ini telah ada Permendiknas 17/2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat di Perguruan Tinggi yang diyakini mampu menekan tindakan plagiat di kampus.
"Ini menjadi sangat penting, untuk jangan sampai terjadi ada lagi kasus-kasus plagiasi," jelas Nasir.
Dalam dunia akademik, kasus plagiasi dinilai menjadi hal yang mudah dilakukan di era digital. Karena di era digital menawarkan kebutuhan yang sangat teramat mudah, bahkan untuk plagiasi. Karena itu dia mengingatkan agar semua mahasiswa, dosen, lektor kepala, bahkan guru besar benar-benar menulis karya ilmiah melalui proses kreatif yang benar. Sehingga selain bisa meningkatkan jumlah publikasi ilmiah secara internal, juga bisa meningkatkan kualitas riset atau publikasi ilmiah Indonesia di kancah internasional.
"Ini yang menjadi tugas kita, bahan evaluasi kita, bagaimana semua dosen, lektor kepala dan para guru besar bisa menulis jurnal yang berkualitas," ungkap Nasir.