REPUBLIKA.CO.ID, PURWOREJO -- Program pengabdian masyarakat Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada (UGM) berlanjut. Kali ini, program mengusung tema Aplikasi Teknologi Poliploid dalam Pengembangan Sentra Kacang Tanah Lurik.
Pengabdian masyarakat dilaksanakan di Desa Depokrejo, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Program yang telah berlangsung sejak 16 Oktober 2018 itu kini memasuki tahap akhir.
Pada program ini, tim pengabdian masyarakat diketuai Dwi Umi Siswanti. Selain melakukan pendampingan budi daya kacang lurik , dan berbagi pengetahuan tentang produk pascapanen berbahan kacang lurik. "Sudah menggelar lokakarya produk pasca panen dan penyampaian hasil program pengabdian masyarakat," kata Dwi, Kamis (25/10) lalu.
Lokakarya yang dilakukan mulai pelatihan pengolahan, pengemasan dan pelabelan kacang tanah lurik. Sekaligus, praktik pembuatan brownis kacang lurik dan mochi kacang lurik.
Dwi menjelaskan, produksi kacang lurik lebih baik dibandingkan dengan kacang tanah biasa. Hal ini bisa dilihat dari jumlah polong per individu maupun jumlah biji yang lebih banyak. "Kacang lurik bahkan mengandung antosianin," ujar Dwi.
Fakultas Biologi UGM sendiri memang giat mengembangkan inovasi kacang tanah lurik unggul. Salah satunya kultivar dari kacang tanah yang memiliki corak lurik dalam kulit bijinya.
Melalui program Teknologi Tepat Guna yang dicanangkan Direktorat Pengabdian Kepada Masyarakat UGM, Fakultas Biologi menawarkan teknik pengembangan kacang lurik unggul dengan metode induksi kolkisin.
Tujuannya, menghasilkan produk kacang tanah lurik yang berbeda dengan kacang tanah umumnya. Sebab, memiliki ukuran yang lebih besar dan rasa yang lebih manis serta terdapat corak lurik yang unik dan menarik.
Masyarakat Desa Depokrejo menjadi salah satu mitra Fakultas Biologi agar dapat membantu terwujudnya pengembangan benih unggul tersebut. Terlebih, tanah daerah itu sangat potensial untuk ditanami kacang tanah lurik.