REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pusat Studi Jepang (PSJ) LPPM UNS berinisiatif ingin membuka Program Studi (Prodi) Kebudayaan Jepang. Hal itu dikemukakan salah seorang anggota Peer Group PSJ LPPM, Risa Suryana di sela-sela acara Seminar 60 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Jepang yang diselenggarakan di LPPM UNS, Selasa (30/10).
Risa mengatakan terdapat puluhan dosen di UNS yang merupakan alumni dari universitas di Jepang. "Para alumni yang tergabung dalam Peer Group PSJ memiliki inisiatif untuk mendirikan Prodi Kebudayaan Jepang mengingat untuk melengkapi syarat yang salah satunya yaitu harus memiliki 6 doktor tidak begitu sulit. Berbeda ketika mau mendirikan Prodi Sastra Jepang lebih sulit untuk menyiapkan salah satu persyaratan yaitu harus memiliki 6 doktor," terangnya seperti tertulis dalam siaran pers.
Menurut Risa, Prodi Kebudayaan Jepang diperkirakan memiliki banyak peminat dibandingkan dengan Prodi Sastra Jepang. Prodi Kebudayaan Jepang lebih luas jangkauannya karena banyaknya kebudayaan Jepang.
Dengan pembukaan Prodi tersebut, diharapkan hubungan UNS dengan Jepang semakin baik. Selain ada pertukaran dosen atau mahasiswa, terdapat beberapa mahasiswa Jepang yang kuliah di UNS.
"Ya sekitar 25 dosen UNS alumni dari Jepang. Meski sudah lulus, kami masih komunikasi dengan pengajar yang ada di sana," imbuhnya.
Selain itu, banyak kebudayaan Jepang yang diadopsi oleh PSJ untuk diterapkan di Indonesia. Misalnya, dalam pengelolaan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Jepang, PSJ mengadopsi dengan diterapkan di beberapa daerah sebagai bentuk pengabdian dari PSJ.
Kemudian terkait pengelolaan sampah di Jepang yang dinilai sangat maju, diadopsi PSJ di MAN 2 Solo dan di SMA Al Azhar. Selanjutnya, PSJ bekerja sama dengan Nagoya University, MAN 2 Solo serta Kementerian Agama mendirikan Museum Pendidikan Islam di Masjid Agung Solo.