REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) meluncurkan Pusat Unggulan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (PUI) Industri Kreatif pada perayaan Dies Natalies ITS ke-58 di Surabaya, Sabtu (10/11).
"Kami sudah mengamati karya inovasi dari ITS ini dan banyak memenangkan kompetisi. Tenaga ahli dari ITS juga banyak dipakai oleh sejumlah instansi. Oleh karena itu, kami berkumpul dan menjadikan satu keunggulan," ujar Rektor ITS, Prof Joni Hermana.
PUI yang diluncurkan tersebut merupakan PUI keempat yang dimiliki oleh ITS. Sebelumnya, ITS telah memiliki PUI sistem kontrol otomotif, PUI mekatronika, dan PUI keselamatan kapal dan instalasi bawah laut.
"Kami tentu saja berharap dengan adanya PUI yang keempat ini, maka akan semakin banyak riset yang bisa dihasilkan oleh ITS," kata dia.
Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) Patdono Suwignjo meminta perguruan tinggi yang termasuk papan atas seperti Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada, dan ITS agar melakukan inovasi. "Salah satu caranya dengan membangun "Science and Techno Park" (STP). Sebelum menjadi STP, maka kampus tersebut harus terlebih dahulu mendirikan PUI," kata Patdono.
Patdono menjelaskan masing-masing kampus harus memilih mau mendirikan PUI yang mana. Semuanya harus sesuai dengan keahlian yang dimiliki oleh kampus itu. "Salah satunya di ITS ini adalah industri kreatif, karena kami lihat potensinya besar di ITS," tambah Patdono lagi.
Patdono berharap dengan adanya PUI industri kreatif tersebut akan semakin banyak inovasi di bidang industri kreatif yang bermanfaat untuk masyarakat banyak. Salah satu inovasi yang telah dihasilkan oleh ITS adalah sepeda motor listrik Gesits, yang saat ini sedang diproduksi massal dan akan diluncurkan pada Januari 2019.
Patdono juga mendorong agar kampus-kampus papan atas lainnya turut melahirkan inovasi serupa. Sedangkan untuk kampus seperti universitas keguruan, ia meminta untuk fokus dalam mencetak para guru dan tidak membebaninya dengan inovasi.