REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo akan menjadi tuan rumah pertemuan Ngumpulke Balung Pisah Javanese Diaspora Event ke-4. Pertemuan Diaspora Jawa dunia tersebut akan digelar pada 20-23 Juni 2019.
Rektor UNS, Ravik Karsidi bersama rombongan dari UNS berkunjung ke Belanda memenuhi undangan Stichting Comite Herdenking Javaanse Immigratie (STICHJI) untuk menghadiri pertemuan dengan Diaspora masyarakat Jawa dunia di Gedung Bangsa Jawa, Amsterdam, Belanda, pada 3-7 November 2018.
STICHJI merupakan organisasi Diaspora masyarakat Jawa di Belanda yang dipimpin oleh Harriet Mingoen. Saat ini ada lebih 25 ribu orang keturunan Jawa yang tersebar di Belanda, Suriname, Singapura, Malaysia, Madagascar dan New Caledonia.
Ravik mengatakan, pertemuan Ngumpulke Balung Pisah sebelumnya telah dilakukan tiga kali. Pertemuan pertama diadakan pada 2014, dilanjutkan 2015, dan 2017 semuanya berlangsung di Yogyakarta diprakarsai Javanese Diaspora Association yang dipimpin oleh Indrata Kusuma Prijadi.
"Pertemuan yang akan datang dilangsungkan di UNS pada 2019,” terang Ravik seperti tertulis dalam siaran pers, Ahad (11/11).
Pertemuan STICHJI di Belanda tersebut dihadiri kurang lebih 90 orang keturunan Jawa yang merupakan perwakilan Jawa dari Belanda, Suriname, New Caledonia, Madagaskar, Malaysia dan Singapura. Dalam pertemuan tersebut, UNS menandatangani komitmen bersama dengan STICHJI dan Javanese Diaspora Association. Komitmen tersebut berisi kesepakatan untuk mengembangkan pengetahuan tentang sejarah migrasi Diaspora Jawa, warisan budaya Jawa dan nilai-nilai kearifan lokal Jawa melalui kegiatan penelitian, akademis dan sosial.
"Salah satu perhatian yang muncul dalam diskusi adalah generasi muda keturunan Jawa di Belanda dan Suriname kian meninggalkan kebudayaan Jawa dan mulai sedikit yang masih mampu berbahasa Jawa," imbuh Ravik.
Dalam pertemuan STICHJI tersebut Rektor UNS memberikan sambutan menggunakan bahasa Jawa Ngoko. Intinya, UNS akan mendukung usaha-usaha pelestarian budaya Jawa di kalangan masyarakat Diaspora Jawa termasuk isu-isu bahasa dan pemahaman nilai tradisi.
"UNS siap dadi omahe sedulur Jawa kabeh sak donya, mangga dha mulih nang Solo, tilik omah lan sedulur nang tanah Jawa (UNS siap menjadi rumah bagi saudara-saudara Jawa sedunia, kami persilahkan untuk pulang ke Solo, menengok rumah dan saudara di tanah Jawa)," ucap Ravik.
Delegasi UNS juga menyempatkan untuk melakukan siaran radio berbahasa Jawa di Radio Bangsa Jawa di Amsterdam, Belanda. Ravik juga menyampaikan harapannya pada forum tersebut ke depan kebudayaan Jawa dapat memberikan kontribusi pada pengembangan peradaban dunia. Bahkan menjadi pusat peradaban dunia dengan Solo sebagai pusatnya.
"Hal ini menambah deret panjang langkah nyata UNS dalam fokusnya mengembangkan kebudayaan Jawa," katanya.