REPUBLIKA.CO.ID, MATARAM -- Bencana gempa yang melanda Nusa Tenggara Barat (NTB) beberapa bulan lalu, menginspirasi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Mataram (FK Unram). Tim mahasiswa FK Unram yang terdiri atas Ajeng Hardanti Novitasari, Intan Karmila, dan Nurul Imaniaty As-Syarifiah berhasil menjuarai Kompetisi Desain Board Game atau Surabaya Board Game Market (SUBOGAMA) yang digelar di Surabaya, Jawa Timur, pada 9-10 November.
Kompetisi ini terbagi dalam empat kategori yaitu umum, dyslexia, child abusement, dan disaster. Tim FK Unram sendiri menjadi juara pertama dalam kategori disaster.
"Tim FK Unram berhasil juara melalui karya permainan edukatif dalam bentuk permainan kartu yang diberi nama after shocks," ujar ketua tim, Ajeng Hardanti Novitasari dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, di Mataram, Rabu (14/11).
Ajeng mengatakan, after shocks terinpirasi dari bencana gempa yang melanda NTB beberapa waktu lalu. Kata Ajeng, tujuan permainan ini agar masyarakat memahami pola penyelamatan diri saat terjadi dan setelah gempa atau mitigasi bencana.
"Jadi ini adalah cara kita mengedukasi masyarakat bagaimana bertindak cepat dan tepat pada saat terjadinya bencana dan setelah terjadinya bencana," lanjut Ajeng.
Ajeng menjelaskan, permainan ini terdiri atas tiga jenis kartu, yakni 25 kartu situasi, 7 kartu aksi, dan kartu nyawa. Kartu situasi menggambarkan situasi saat terjadi gempa dan setelah gempa, sedangkan 7 kartu aksi menggambarkan tindakan yang harus diambil sesuai dengan kartu situasi.
"Bila tindakan salah, maka akan ada pengurangan nyawa. Pemain dikatakan kalah jika kartu nyawanya sudah habis," ucap dia.
Rektor Universitas Mataram Lalu Husni menyampaikan apresiasi kepada tim FK Unram yang telah membanggakan nama Unram di level nasional. Husni meminta mahasiswa Unram memperbanyak karya inovatif serta menularkan ide kreatifnya kepada yang lain.
"Karya ini memberi manfaat, terlebih daerah kita ini daerah rawan bencana sehingga mau tidak mau kita harus mempelajari apa yang harus dilakukan ketika terjadi bencana. Dengan edukasi sambil bermain, Insya Allah akan lebih mudah dicerna masyarakat," kata Husni.