Selasa 27 Nov 2018 10:36 WIB

ITB Terapkan Agroforestry untuk Tahan Erosi Sungai Citarum

Teknik agroforestry diterapkan di Kampung Tarikolot, Desa Cinangsi

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Esthi Maharani
Lansekap Sungai Citarum di perbatasan antara Kabupaten Bandung Barat dengan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (16/11/2018).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Lansekap Sungai Citarum di perbatasan antara Kabupaten Bandung Barat dengan Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Jumat (16/11/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Institut Teknologi Bandung (ITB) sebagai salah satu perguruan tinggi di Jawa Barat menaruh kepedulian pada lingkungan di Jawa Barat. Salah satunya yang menjadi fokus pelestarian yakni daerah aliran Sungai Citarum.

Sebagai wujud kepedulian terhadap lingkungan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (PPM) ITB untuk Citarum Harum menerapkan teknik agroforestry di Kampung Tarikolot, Desa Cinangsi, Kecamatan Cikalong Kulon, Kabupaten Cianjur. Pengabdian kepada masyarakat ini telah dilaksanakan sejak April 2018 oleh Kelompok Keahlian (KK) Teknologi Kehutanan serta KK Agroteknologi dan Bioproduk ITB, bekerjasama dengan Himpunan Mahasiswa Rekayasa Kehutanan ‘Selva’ dan Himpunan Mahasiswa Rekayasa Pertanian ‘Agrapana’ ITB.

ITB menanam sekitar 1.000 bibit pohon sengon, bibit tanaman sela jagung, kacang tanah, dan ubi kayu ditanam di sebuah area seluas 2 hektar di kampung tersebut. Jenis bibit pohon lestari seperti trembesi juga turut ditanam.

ITB menerapkan agroforestry untuk menjaga kelestarian daerah aliran sungai. Tujuan dibangunnya agroforestry ini dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas masyarakat dalam menerapkan agroforestry produktif dan rendah erosi di Sub DAS Cikundul, Cianjur.

"Program penanaman pohon ini merupakan rangkaian kegiatan yang melibatkan banyak pihak. ITB memilih daerah aliran sungai bagian tengah Citarum karena pada bagian hulu sudah banyak yang mengerjakan," kata Ketua Satgas ITB untuk Citarum Harum, Prof. Mindriany Syafila seperti dalam keterangan tertulis ITB yang diterima Republika, Selasa (27/11).

Agroforestri merupakan sistem penanaman yang mengombinasikan antara tanaman pertanian (semusim) dengan tanaman hutan (kayu keras). Sebelumnya, PPM ITB harus melalui dua kali Focus Grup Discussion (FGD) untuk mengeksplorasi sistem bertani tradisional masyarakat setempat. Diskusi ini menghasilkan rancangan penanaman yang disepakati bersama oleh petani hutan. Jenis tanaman pertanian yang ditanam yaitu jagung, ubi kayu, dan kacang. Sementara pohon hutan produktif yang ditanam yaitu sengon, serta jenis pohon lestari yaitu pohon trembesi (ki hujan).

Output-nya, kami ingin mengimplementasikan model agroforestri yang tidak hanya produktif, namun juga rendah erosi karena ada pohon hutan kan,” tambah anggota PPM ITB lainnya, Sopandi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement