Selasa 11 Dec 2018 05:54 WIB

STMIK Antar Bangsa Gelar Wisuda Angkatan VI

Dari 22 wisudawan, sebanyak 20 orang merupakan penerima beasiswa penuh PPPA Daqu.

Suasana wisuda VI STMIK Antar Bangsa.
Foto: Dok STMIK Antar Bangsa
Suasana wisuda VI STMIK Antar Bangsa.

REPUBLIKA.CO.ID, CILEDUG -- Sekolah Tinggi Managemen Informatika dan Komputer (STMIK) Antar Bangsa mewisuda 22 sarjana komputer, Ahad, (9/12). Acara yang berlangsung sederhana dan penuh khidmat ini diadakan di Gedung Serbaguna STMIK Antar Bangsa Kawasan Bisnis CBD Ciledug, Karang Tengah, Kota Tangerang, Banten.

Wisuda Angkatan VI tersebut dihadiri pendiri Program Pembibitan Penghafal Alquran (PPPA) Daarul Qur’an,  Yusuf Mansur;  Ketua Yayasan Bina Putra Putri Bangsa,  Ahmad Jameel;  Direktur Utama PPPA Daarul Qur’an Muhammad Anwar Sani;  Direktur Eksekutif PPPA Daqu,  Tarmizi Asshidiq; serta orang tua dan tamu undangan.

Ketua Asosiasi Digital Entrepreneur Indonesia (ADEI) Provinsi Riau,  Dahliyusmanto didaulat menyampaikan orasi ilmiah dengan judul ‘Revolusi Industri 4.0’’   

Hari itu, menjadi hari yang paling berbahagia bagi Isnaeni Siktin Kusuma Desi, wisudawan Jurusan Sistem Informasi (SI). Peraih beasiswa penuh  dari PPPA Daarul Quran ini menyabet dua penghargaan sekaligus yaitu Penghargaan Mahasiswa Terbaik dari Jurusan Sistem Informasi dan Penghargaan Mahasiswa Tahfizh Terbaik.

Isnaeni bertutur, untuk mendapatkan pernghargaan ini tidak semudah yang dibayangkan. Anak kedua dari tiga bersaudara ini beruntung bisa berada di lingkungan belajar yang sangat kondusif.  ‘’Bangganya berada di sini, (Daarul Qur’an, red). Lingkungannya menjaga, mendukung untuk kita lebih baik, untuk senantiasa dekat dengan orang-orang baik, insya Allah kita jadi termotivasi untuk menjadi orang baik,’’ ungkapnya.

photo
Para wisudawan dan wisudawati STMIK Antar Bangsa berfoto bersama dengan petinggi STMIK Antar Bangsa dan pendiri PPPA Daqu, Ustaz Yusuf Mansur.

Mahasiswa asal Serang, Banten, ini ingin sekali setelah lulus S-1 melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi dan bisa melakukan penelitian sambil lanjut ke-S2. Selain waktu harus diluangkan, lanjut Isnaeni, mental juga harus disiapkan untuk lanjut S2.

‘’Alhamdulillah saya sudah bekerja di Daarul Qur’an sebagai penanggung jawab BTQ (Beasiswa Tahfizh Quran). Ini merupakan program beasiswa para mahasiswa dari seluruh Indonesia di kampus-kampus tertentu seperti Universitas Indonesia (UI), Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Universitas Gadjah Mada (UGM). Mereka meraih beasiswa penuh dari Daarul Qur’an,” papar Isnaeni dalam rilis PPPA Daqu yang diterima Republika.co.id, Senin (10/12).

Ketua STMIK Antar Bangsa, Marzuki merinci wisudawan angkatan VI terdiri dari lulusan Jurusan Teknik Informatika (TI) tujuh sarjana dan lulusan Sistem Informatika (SI)  15 sarjana. Secara keseluruhan, jumlah mahasiwa angkatan VI sebanyak 45 orang (23 orang Jurusan SI dan 22 orang Jurusan TI). Namun, sebanyak 23 lainnya belum bisa ikut wisuda kali ini.

 ‘’Selama perjalanan empat tahun masa perkuliahan ada beberapa  kendala. Saya melihat ada berapa hal yang mungkin perlu kita edukasi lagi bagi para penerima beasiswa. Mereka beranggapan kalau kuliah beasiswa kurang semangat karena banyak aturan dan ada target yang harus dipenuhi. Sehingga,  dalam perjalanannya banyak yang tidak menyelesaikan tepat waktu,’’ paparnya.

 Padahal, kata Marzuki, kuliah di STMIK Antar Bangsa, pada semester III mahasiswa sudah diterjunkan untuk menjadi entrepreneur. ‘’Pada semester III, mahasiswa kita kenalkan ke dunia usaha yang ada di Daarul Qur’an. Misalnya, Qur’an Qall. Selain mendapat beasiswa dan uang saku, mereka mendapat gaji sekitar Rp 2,8 juta per bulan,’’ pungkasnya.

Marzuki menambahkan, dari 22 wisudawan, ada 20 yang meraih beasiswa penuh dari PPPA Daarul Qur’an. Hanya dua orang yang berbayar. Menurut pandangannya, Ustaz Yusuf Mansur ingin mengubah paradigma bagaimana seorang ustaz, ustazah, ulama, tidak meminta uang dari berdakwah (memasang tarif, red) tapi harus menguasai IT sehingga dapat menghasilkan dan bisa memberi.

‘’Dakwah bukan terkesan konvensional di suatu tempat saja, misalnya di masjid. Berdakwah itu sekarang melalui media online juga bisa. Dengan memanfaatkan teknologi IT, dakwahnya bisa menyebar bukan hanya di Indonesia saja tetapi hingga seluruh dunia,’’ jelasnya.

PPPA Darul Qur’an selama ini sangat mengapresiasi pegiat-pegiat di bidang IT. ‘’Kami melihat banyak anak muda  yang ahli di bidang IT.  Bahkan STMIK ini nantinya akan melahirkan ahli IT yang bisa memfasilitasi dakwah di Indonesia,’’ paparnya.

Ketua Yayasan Bina Putra Putri Bangsa -- yang mengelola Kampus STMIK Antar Bangsa --  Ahmad Jameel mengatakan,  STMIK Antar Bangsa baru memiliki dua jurusan studi. Pada waktu mendatang,  akan ditambah jurusan yang lebih spesifik di bidang qiraat, syariah dan sebagainya. Semua itu insya Allah akan melengkapi hadirnya Universitas Daarul Qur’an di Indonesia.

 ‘’Tentunya ini akan menjadi wadah bagi mereka,  para penghafal Alquran lebih khusus juga masyarakat Indonesia untuk bisa belajar persiapan masa depan meraka,’’ tuturnya.

Kenapa IT? Kenapa STMIK Antar Bangsa? ‘’Sekali lagi,  karena pertama guru kita,  Ustaz Yusuf Mansur dari awal peduli  dengan IT; Daarul Qur’an berdiri dan berjalan seiring dengan perjalanan IT; dan kita punya perusahaan yang berbasis IT dan Fintech yaitu PayTren. Insya Allah para alumni ini kita harapkan tidak hanya menjadi pegawai, akan tetapi bisa menciptakan lapangan pekerjaan,’’ paparnya.

Ia berharap insya Allah Indonesia ke depan,  The Next Future of Indonesia adalah negeri yang bukan hanya baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur (negeri yang aman dan makmur dalam lindungan Allah SWT, red) tetapi secara finthech bisa dinikmati oleh seluruh masyakat Indonesia. ‘’Dari mana berawal? Dari STMIK Antar Bangsa,’’ ujar  Ahmad Jameel. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement