Kamis 13 Dec 2018 07:20 WIB

Akuntan Harus Beradaptasi dengan Revolusi Industri 4.0

Kemenristekdikti mendorong IAI dalam mempercepat program sertifikasi profesi akuntan.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Muhammad Hafil
Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristek Dikti), M Nasir
Foto: Republika/Bowo Pribadi
Menteri Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi (Menristek Dikti), M Nasir

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Kehadiran Revolusi Industri 4.0 membawa perubahaan pada penyesuaian pekerjaan pada manusia, mesin, teknologi dan proses di berbagai bidang profesi, termasuk profesi akuntan. Revolusi Industri menuntut profesi akuntan untuk menyesuaikan dengan perkembangan teknologi informasi.

 “Pada Revolusi Industri 4.0 terjadi pergeseran yang luar biasa pada berbagai bidang ilmu dan profesi, oleh karena itu cara kerja dan praktik akuntan perlu diubah untuk meningkatkan kualitas layanan dan ekspansi global melalui komunikasi daring dan penggunaan cloud computing” kata Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir pada saat menjadi narasumber pada “Talkshow bersama Para Penjaga Negeri” dalam rangka Seminar Kongres XIII Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) di Rafflesia Ballroom Balai Kartini, Jakarta, Rabu ( 12/12).

Nasir berpesan agar para akuntan di era digital tidak boleh memandang sebelah mata dampak dari teknologi, dan perlu menguasai data non-keuangan seperti data analisis, inforasi teknologi dan kemampuan kepemimpinan.

Ia mengungkapkan penggunaan big data dan cloud computing dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pekerjaan akuntan, dan saat ini sudah banyak perusahaan yang mengengembangkan teknologi ini (big data dan cloud computing).

Nasir menyatakan pemerintah melalui Kemenristekdikti mendorong IAI dalam mempercepat program sertifikasi profesi akuntan. "lulusan akuntansi saat ini tidak bisa hanya mengandalkan ijazah saja namun harus dibekali dengan sertifikat keahlian yang sesuai dengan standar yang dibutuhkan industri," ujarnya. Untuk menentukan lulusan pada kemampuan terbaiknya demi membangun ekosistem yang lebih akuntabel dan goal oriented.

Wakil Menteri Keuangan (Wamenkeu) Mardiasmo sekaligus Dewan Pengurus Nasional IAI menerangkan, tantangan akuntan profesional saat ini bagaimana menjaga akuntabilitas dengan model bisnis dalam perkembangan teknologi dan inovasi yang semakin kompleks.

Hal itu membuat banyak risiko belum dapat dipetakan. Pengukuran aset konvensional akan bergeser ke arah pengukuran aset tak berwujud seiring dengan perkembangan teknologi dan inovasi. "Peranan akuntan profesional mengurai complexity dengan memberi solusi dengan independensi dan kecintaan pada negeri menjadi clarity dalam rangka memberikan kontribusi untuk mewujudkan prosperous society,” ujarnya.

Maka dari itu ia menyatakan akuntan harus profesional dengan meningkatkan keahlian (mastering skills), wawasan dan terbuka terhadap perubahan serta mempertahankan nilai dan etika yang baik untuk berkontribusi. Ia menyebutkan, pengkinian ilmu harus dilakukan untuk meminimalkan ketidakpastian yang akan terjadi karena perbedaan kecepatan perubahan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement