Ahad 06 Jan 2019 19:09 WIB

Ini Temuan PPI Taiwan Terkait Dugaan Eksploitasi Mahasiswa

Durasi kerja dan hari pelaksanaan magang industri sering tidak konsisten dan berubah.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Esthi Maharani
Mahasiswa belajar di kampus
Foto: flickr
Mahasiswa belajar di kampus

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Ketua Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan Sutarsis mengungkapkan pelaksanaan magang atau kerja industri dalam progran kuliah-magang atau Industry Academy Collaboration dikendalikan oleh agen Taiwan atau universitas tempat studi. Dari laporan yang diterima PPI, dibeberapa universitas aturan durasi kerja dan hari pelaksanaan magang industri sering tidak konsisten dan berubah.

“Perubahan ini pada akhirnya membuat proses pembelajaran mahasiswa tersebut menjadi terganggu,” kata Sutarsis kepada Republika, Ahad (6/1).

Sementara itu dari temuan PPI terkait penggajian, mayoritas sudah memenuhi standar intership sekitar 150 NT/jam dengan jumlah pendapatan 9.000 NT hingga 11.000 NT per bulan. Namun ditemukan di salah satu universitas gaji yang diterima masih jauh dibawah standar gaji. Selain itu, lanjut dia, dibeberapa universitas, pengaturan kepastian tempat dan jadwal magang industri belum begitu baik.

“Jadi kami temukan banyak mahasiswa yang menganggur dalam kurun waktu yang lama secara berurutan, misalnya tiga bulan, dengan menanggung biaya asrama dan cicilan kuliah sendiri,” jelas dia.