Senin 07 Jan 2019 20:43 WIB

Dorong Keuangan Syariah, STEI Tazkia Gandeng Kampus Bahrain

Bahrain termasuk negara yang paling banyak mendukung perkembangan keuangan syariah.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
STEI Tazkia
STEI Tazkia

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia Bogor menjalin kerjasama dengan Bahrain Institute of Banking and Finance (BIBF). 

Kedua kampus tersebut berencana menjalankan program bersama Manama, Bahrain, dan Bogor, Indonesia. 

Ketua STEI Tazkia, Murniati Mukhlisin, mengatakan sebagai kampus pelopor ekonomi Islam pihaknya berencana memperluas jangkauan hingga ke kawasan Teluk.  

Dengan kerjasama itu, jelas Marniati, mahasiswa STEI Tazkia bisa berkuliah di Bahrain dengan biaya hanya 12 ribu BD selama tiga tahun. 

“Kerjasama dengan Bahrain sebagai negara Gulf Cooperation Council ini sangat strategis di mana keuangan syariah tumbuh pesat. Dengan menambah wawasan global dan sertifikasi asal negara Teluk ini, alumni Kampus Tazkia dapat nantinya bersaing di level internasional,” kata Marniati dalam keterangannya kepada Republika.co.id Senin (7/1). 

Semenatara itu Head of Chancery KBRI Manama, Hardiyono Kurniawan,  yang turut hadir dalam  penandatangan kerjasama tersebut, mengatakan Bahrain adalah salah satu negara yang paling banyak mendukung perkembangan keuangan syariah. 

Hal ini ditandai dengan didirikannya organisasi-organisasi arsitektur keuangan syariah seperti Accounting and Auditing Organization for Islamic Financial Institutions (AAOIFI), International Islamic Financial Market (IIFM), dan Council for Islamic Banks and Institutions (CIBAFI).

BIBF adalah lembaga di bawah Central Bank of Bahrain yang didirikan 38 tahun yang lalu. Lembaga ini menawarkan 400 lebih jenis sertifikasi dan program pelatihan untuk mahasiswa dan profesional yang fokus di lembaga perbankan dan keuangan. BIBF juga bekerjasama dengan kampus-kampus terkemuka yang menawarkan program S1 dan S2. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement